Claim Missing Document
Check
Articles

UPAYA PURA MANGKUNAGARAN DALAM MELESTARIKAN TARI GAYA MANGKUNAGARAN -, Malarsih
Imajinasi Vol 1, No 2 (2005): Imajinasi
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pura Mangkunagaran adalah eks pusat pemerintahan Kadipaten Mangkunagaran di bawah Keraton Surakarta. Mangkunagaran memiliki jenis tari khusus yang sampai saat sekarang masih dikenal oleh masyarakat luas sebagai tari identitas Mangkunagaran, yakni tari gaya Mangkunagaran. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya Pura Mangkunagaran dalam melestarikan tari gaya Mangkunagaran, berkait dengan bagaimana Pura Mangkunagaran mempertahankan, memperkembangkan, dan menyebarluas-kannya. Metode penelitian yang diterapkan adalah kualitatif. Lokasi Penelitian, Pura Mangkunagaran. Teknik pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Langkah analisis data bergerak dari saat pengambilan data, penyajian data, reduksi data, dan verifikasi sebagai suatu siklus sampai temuan penelitian itu oleh peneliti diyakini kebenarannya. Hasil penelitian menunjukkan: (1) pelestarian tari gaya Mangkunagaran dilakukan oleh pihak Pura dengan cara mempertahankan keasliannya melalui pelatihan dan penyajian di Pura Mangkunagaran utamanya untuk kepentingan upacara adat, (2) selain mempertahankan keaslian, pihak Pura juga mengembangkan materi dan fungsi. Pengembangan materi dan fungsi ini dimaksudkan untuk mengikuti laju kebutuhan masyarakat dalam berkesenian, (3) pelestarian juga dilakukan oleh pihak Pura di antaranya dengan cara menyebarluaskannya pada masyarakat umum dengan cara melatih para penari dari masyarakat umum, melakukan penyajian untuk berbagai kepentingan umum, mengikuti pertukaran seni budaya dengan negara sahabat, dan membukukan deskripsi tari gaya Mangkunagaran yang mudah didapat oleh masyarakat umum untuk dibaca dan dipelajari. Kata kunci: tari, pelestarian tari, gaya tari, mempertahankan tari, memperkembangkan tari, dan menyebarluaskan tari.  
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENARI TARI KLASIK GAYA SURAKARTA MELALUI PENDEKATAN APRESIASI -, Malarsih
Imajinasi Vol 3, No 1 (2007): Imajinasi
Publisher : Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah pembelajaran tari melalui pendekatan apresiasi dapat meningkatkan keterampilan menari peserta didik. Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini, adalah metode penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian dilakukan dengan menggunakan beberapa tahapan, meliputi: (1) tahapan perencanaan, yang diawali dengan identifikasi masalah, identifikasi penyebab masalah, dan pengembangan intervensi, (2) tindakan sebagai pelaksanaan penelitian, (3) evaluasi pelaksanaan tindakan, dan (4) refleksi. Hasil penelitian menunjukkan, keterampilan menari mahasiswa setelah dilakukan ujicoba tindakan melalui penelitian tindakan kelas ini, yakni dengan mencoba menerapkan pembelajaran menari tari klasik gaya Surakarta menggunakan pendekatan apresiasi, ternyata hasilnya meningkat. Peningkatan itu baik dari sisi penguasaan teknik tari, penguasaan pembawaan tarian/ ekspresi tari, maupun penguasaan dalam hal mensinkronkan iringan tari dengan gerakan tarinya. Singkatnya, melalui pembelajaran tari menggunakan pendekatan apresiasi, mahasiswa sebagai peserta didik dalam menari menjadi dapat menguasai wirama, wirasa, dan wiraga. Berdasar hasil penelitian ini disarankan, para pengajar tari untuk meningkatkan hasil pembelajaran tari yang optimal perlu selalu mencari metode yang paling tepat. Pembelajaran tari melalui pendekatan apresiasi dapat digunakan sebagai salah satu metode yang perlu dipraktikkan oleh setiap pendidik tari.Kata Kunci : tari, wirama,wirasa, wiraga, apresiasi
Seni Postmodern dalam Wujud Konkretnya (Postmodern Art in a Concrete Form) Malarsih, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 6, No 3 (2005)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v6i3.815

Abstract

Seni Postmodern lebih tampak secara konkret sebagai seni adonan, namun bukanadonan dalam tataran kolaborasi. Adonan dalam corak postmodernisme selalumenonjolkan kelokalannya dan bahkan kelokalan itu digunakan sebagai ciriutamanya. Sebagai seni adonan, sekalipun kelokalannya ditonjolkan sebagai ciri,tetap saja kehilangan jiwa yang terdalam yang terdapat pada aslinya. Jiwa yangterdalam dari yang asli berbaur dengan seni massa yang dijadikan bahan dasar untukmewujudkan seni postmodern. Seni postmodern dapat populer karena dukunganmedia massa. Dalam banyak perbincangan dikatakan, seni postmodern ibarat wanitacantik namun kecantikannya hanya ada di wajah. la cantik karena bergincukan senimassa. Jiwanya tetap rapuh, nuraninya terbelenggu kefanaan, berseri namun tanpakedalaman makna.Kata kunci: postmodernisme, budaya massa, seni lokal, modern
PENDIDIKAN ESTETIKA MELALUI SENI BUDAYA DI FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Malarsih, -; Wadiyo, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 9, No 1 (2009)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v9i1.662

Abstract

This research is aimed to give an image of aesthetic education implementation through art inLanguages and Arts Faculty in Semarang State University. Applied method in this research isqualitative method. Data collection technique are done by observation, inter view, anddocumentation. Analyzing data is done by using interactive analysis. Technique of checkingrelevance data done by using triangulation. The result of this research shows that aestheticeducation implementation through art in Languages and Arts Faculty are done in form of formaland non-formal aesthetics. Formal aesthetic education are done by all of students in languagesand arts faculty through art materials. Non-formal aesthetics education are done by academicconsists of students, lecturers, employees, as well as the head of faculty. Non-formal estheticseducation mainly are done as a coordinating institution of students’ activity unit. Aestheticseducation for lecturers, employees, as well as the head of faculty mainly done through artappreciation and creation by watching art exhibition, watching art performances, doing artactivities which held by faculties and majors events.Kata kunci : seni budaya, estetika, pendidikan, apresiasi, kreasi
APLIKASI TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL RADCLIFFE-BROWN DAN TALCOT PARSONS PADA PENYAJIAN TARI GAMBYONGAN TAYUB DI BLORA JAWA TENGAH Malarsih, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 5, No 1 (2004)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v5i1.825

Abstract

Kelengkapan sebuah bentuk penyajian tari, antara lain jika ada materitarinya dalam bentuk komposisi gerak secara utuh, pola lantai, musik iringan,dan rias serta busana yang mendukung penyajian tari itu. Penyajian tarigambyongan tayub di Blora poada acara-acara pementasan resmi selalulengkap, dalam arti telah menggunakan komposisi gerak secara utuh, polalantai yang serasi, musik iringan yang tertata, dan rias serta busana yangmenunjang penyajian tari itu. Masing-masing bagian pada tari itu menunjukkansuatu ikatan struktur yang utuh pula. Diantara bagian-bagian yang ada salingberhubungan secara fungsional., namun bukan merupakan suatu hubungansebab akibat. Hubungan bagian atau unsur satu dengan yang lain secarafungsional yangd emikian itu, berkesuaian dengan teori struktural fungsionalRadcliffe-Brown Talcott parsons dalam kaitannya dengan sebuah struktursosial masyarakat sebagaimana diungkapkan oleh Radcliffe-Brown dan TalcottParsons itu.Kata Kunci : Tari gambyongan tayub, strutur fungsional, penyajian tari
Peranan Komunitas Mangkunagaran dalam Meperkembangkan Tari Gaya Mangkunagaran (Role of Mangkunagaran Community to Develop Dance of Mangkunagaran Style) Malarsih, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 1 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i1.795

Abstract

Tari gaya Mangkunagaran merupakan jenis tari klasik Jawa yang masih banyak digunakanuntuk berbagai kepentingan oleh masyarakat pendukungnya. Komunitas Mangkunagarandiprediksi mempunyai andil besar dalam menjaga keeksistensian tari gaya Mangkunagarantersebut. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini, adalah bagaimana peranan komunitasMangkunagaran dalam memperkembangkan tari gaya Mangkunagaran. Metode penelitianyang diterapkan adalah kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian, Pura Mangkunagaran.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan adalah analilisis interaktif mengikuti alur analisisMiles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan, komunitas Mangkunagaran berperanpenting dalam usaha memperkembangkan tari gaya Mangkunagaran. Usahamemperkembangkan utamanya berkait dengan fungsi dan materi tari gaya Mangkunagaran,yaitu tari itu sebagai sarana upacara perkawinan bagi masyarakat umum, penyambutantamu, pariwisata, festival, dan pertukaran budaya dengan negara sahabat. Perkembanganmateri dilakukan dengan cara mencipta materi tarian baru namun pijakan garapannyamenggunakan sebagian dari unsur tari gaya Mangkunagaran. Selain itu, juga melakukanpelatihan-pelatihan pada masyarakat umum. Berdasar hasil penelitian, disarankan: (1)hendaknya komunitas Mangkunagaran dalam memperkembangkan tari gayaMangkunagaran tetap menggunakan pijakan tari gaya Mangkunagaran yang asli, (2) perluadanya regenerasi untuk pelatih dan juga penari tari gaya Mangkunaran yang loyal terhadapperkembangan tari gaya Mangkunagaran.Kata kunci: peranan, gaya tari, komunitas, fungsi tari, interaksi.
PROFIL PURA MANGKUNAGARAN DALAM STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGELOLAAN ORGANISASISENI (Mangkunegaran Profile in Organisation Structure and Art Organisation Management) Malarsih, -
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i2.784

Abstract

Pura Mangkunagaran adalah eks pusat pemerintagan Kadipaten atas pembagiankekuasaan dari Kasunanan Surakarta yang hingga kini tetap menjaga kelestarian budayaleluhur dengan membentuk struktur organisasi dan mengelolanya dengan modelmanajemen khusus. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini berkait denganstruktur organisasi dan pengelolaan organisasi seni di Pura Mangkunagaran.. Metodepenelitian yang diterapkan adalah kualitatif. Lokasi Penelitian, Pura Mangkunagaran.Teknik pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.Langkah analisis data bergerak dari saat pengambilan data, penyajian data, reduksi data,dan verifikasi sebagai suatu siklus sampai temuan penelitian oleh peneliti diyakinikebenarannya. Teknik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi, yakni mencocokkandata hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan: srtukturorganisasi Pura Mangkunagaran dibuat sedemikian rupa yang menjadikan budayaMangkunagaran tetap terpelihara. Ada empat bagian yang dominan dalam strukturorganisasi di Pura Mangkunagaran, yakni bagian Sekretariat, Kabupaten MandraKumara, Reksa Budaya, dan Kawedanan satria. Keempat bagian tersebut saling fungsionaldengan bagian yang lain hingga menjadikan struktur organisasi itu dapat menjagakelestarian budaya Mangkunagaran. Pengeloaan organisasi seni secara khususdiberikan pada sub bagian Langen Praja dibawah bagian Reksa Budaya. Kepercayaanpenuh untuk mengelola organisasi seni yang menjadi milik Mangkunagaran kepada subbagian Langen Praja menjadikan seni budaya Mangkunagaran tetap eksis di masyarakatsekalipun yang menonjol utamanya hanyalah seni tail.Kata kunci : organisasi, struktur organisasi, Pengelolaan organisasi, organisasi seni.
CITRA WANITA DALAM PERTUNJUKAN KESENIAN TAYUB (THE WOMAN IMAGE IN THE TAYUB ART PERFORMANCE) Ratih E.W., Endang; Malarsih, -; Lestari, Wahyu
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 6, No 2 (2005)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v6i2.725

Abstract

Kesenian tayub merupakan seni tari tradisional yang sampai sekarang masih banyak diminati oleh masyarakat di Kabupaten Blora. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana citra wanita dalam pertunjukan kesenian tayub serta upaya apa sajakah yang bisa dilakukan untuk mengangkat kedudukan citra wanita dalam pertunjukan kesenian tayub. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode kualitatif. Lokasi penelitian di desa Padaan kecamatan Japah dan di kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi serta dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis gender Hasil penelitian menunjukkan Citra wanita dalam pertunjukan kesenian tayub adalah wanita dianggap sebagai pemuas laki-laki. Kedudukan seorang penari atau joged dalam pertunjukan tayub merupakan daya tarik yang sangat kuat, karena bagi masyarakat sebagai penonton dan sekaligus sebagai penayub dan pengjuyub, menganggap seorang joged merupakan obyek penghibur dan pemuas serta sebagai obat pelepas lelah setelah seharian bekerja. Upaya-upaya yang ditempuh untuk mengangkat citra wanita dalam pertunjukkan kesenian tayub adalah: misalnya dengan dikeluarkan kebijakan baru dari Pemda bahwa: (a) ada aturan yang mengatur tentang pembatasan jam. (b) Pengatur jarak antara joged dan penayub. (c) tidak diperbolehkan memakai minum-minuman keras yang beralkohol. (d) bagi penayub harus bertindak sopan terhadap jogednya Upaya-upaya yang yang lain adalah dari diri si joged itu sendiri,yaitu dengan membentengi dirinya sendiri dari hal-hal yang berakibat negatif, misalnya selalu berhati-hati dalam bertindak. Selalu waspada dan membatasi diri, dan yang lebih penting adalah mempertebal rasa keimanan. Sedangkan dalam hal berbusana (memakai kostum) hendaknya yang sopan dan tertutup.Kata Kunci: Citra Wanita, Pertunjukan, Kesenian Tayub.
Creativity Education Model through Dance Creation for Students of Junior High School Malarsih, M.; Herlinah, H.
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 14, No 2 (2014): (EBSCO, DOAJ & DOI Indexed, December 2014)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v14i2.3296

Abstract

This study aims to realize dance as a real product of a dance education process. The product is packaged in a form of audio-visual as well as a scientific publication. As the benefit from this study, the product can be used by school and specifically by dance teacher as a guidance in conducting dance lesson at school. The study on the model of creativity education through the creation is being understood as a form of developmental research. As a developmental research, the research plan is initiated by analyzing the teaching material related to dance lesson, and relate it to the creativity education which has to be accomplished through dance lesson, specifically for Junior High School students. The study will be continued with theoretical/ conceptual analysis and observation which is related to creativity education through the dance creation. In the end of this study, model of creativity education through dance creation is produced, particularly for students of Junior High School level. Results of the study show that, in doing creativity activity through dance creation, the value of the dance as an art is not become the primary aim. Moreover, the main aim of this process is towards the creativity process itself. While producing and creating the dance, two major educational points are derived, which are: the creativity and product value in a form of dance. Based on background of the idea, through this pilot project, the creativity of creating dance for public schools students, especially Junior High School, is possible to be done and used as a dance creativity learning model in Junior High School. Two suggestions are formulated in this study: (1) it is suggested for dance teachers in public schools, in this context is Junior High School teachers, to set their teaching and learning process into the creativity education as it is implied in curriculum. (2) In order to achieve the creativity education itself, the dance creation as one of art subject which is given to schools, should become the main priority in its learning implementation as an instrument to build students character to be more creative in thinking.
The Tryout of Dance Teaching Media in Public School in The Context of Appreciation and Creation Learning Malarsih, Malarsih
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 16, No 1 (2016): (Nationally Accredited, June 2016)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v16i1.4561

Abstract

Dance learning through appreciation and creation approach is considered important in public school. This study is aiming at realizing dance media to be used as a tool to educate students as formulated in the school curriculum. Specific target to be accomplished in this study is the realization of dance learning media as one of appreciation and creation educational tool in public school. Further, this study employed developmental research method. The tryout of the product was done to measure the effectivity and creativity of students while the media is implemented in dance learning. The product’s trial result showed that the use of dance learning media that was designed specifically for appreciation and creation approach has succesfully driven the students to be more active and creative. Teacher assistant was less needed by students whenever they have problems related to the dance learning.How to Cite: Malarsih. (2016). The Tryout of Dance Teaching Media in Public School in The Context of Appreciation and Creation Learning. Harmonia: Journal of Arts Research And Education, 16(1), 95-102. doi:http://dx.doi.org/10.15294/harmonia.v16i1.4561