The purpose of this study was to identify the forms of interpersonal communication parents use in limiting and supervising smartphone use, identify the supporting and inhibiting factors of these strategies, and compare their implementation with Joseph A. DeVito's five principles of effective interpersonal communication: openness, empathy, supportiveness, positivity, and equality. This study used a descriptive qualitative approach, with data collection techniques including observation, interviews, and documentation. The subjects were parents of students at Gajahrejo 01 Elementary School, selected purposively. The results showed that most parents have implemented time limits for their children's smartphone use, generally only after school, after Quranic recitation, or before bedtime, with an average duration of 30 minutes to 1 hour. Some parents also attempted to direct their children toward positive activities such as helping with homework, playing together, or participating in positive activities. However, the implementation of the five communication principles was suboptimal: openness was limited to time limits, empathy and support were inconsistent, positive attitudes were often overshadowed by negative responses, and equality was rarely implemented. Barriers faced include busy schedules, limited digital literacy, peer influence, and a lack of alternative activities. Supporting factors include awareness of the negative impacts of smartphones, emotional closeness, positive family habits, and school support. This study recommends increased parental guidance, open communication, and ongoing synergy between schools and families. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk komunikasi interpersonal orang tua dalam pembatasan dan pengawasan penggunaan smartphone, mengetahui faktor pendukung dan penghambat strategi tersebut, serta membandingkan penerapannya dengan lima prinsip komunikasi interpersonal efektif menurut Joseph A. DeVito, yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah orang tua siswa SDN Gajahrejo 01 yang dipilih secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua telah menerapkan pembatasan waktu penggunaan smartphone pada anak, umumnya hanya setelah pulang sekolah, selesai mengaji, atau menjelang tidur, dengan durasi rata-rata 30 menit hingga 1 jam. Beberapa orang tua juga berupaya mengarahkan anak pada aktivitas positif seperti membantu pekerjaan rumah, bermain bersama, atau mengikuti kegiatan positif. Namun, penerapan kelima prinsip komunikasi belum optimal: keterbukaan terbatas pada aturan durasi, empati dan dukungan belum konsisten, sikap positif sering kalah oleh respon negatif, dan kesetaraan jarang diterapkan. Hambatan yang dihadapi meliputi kesibukan, minimnya literasi digital, pengaruh teman sebaya, dan kurangnya kegiatan alternatif. Faktor pendukungnya adalah kesadaran akan dampak negatif smartphone, kedekatan emosional, kebiasaan keluarga positif, dan dukungan sekolah. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan pendampingan orang tua, komunikasi terbuka, serta sinergi berkelanjutan antara sekolah dan keluarga.