Pelestarian budaya tradisional menjadi tantangan di tengah derasnya arus modernisasi yang mempengaruhi nilai dan minat generasi muda. Tari Topeng Cisalak, sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) asal Kota Depok, merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional yang berupaya mempertahankan eksistensinya melalui berbagai strategi pelestarian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna, fungsi, dan dampak penyajian Tari Topeng Cisalak dalam Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Jawa Barat 2024 di Kota Sukabumi sebagai upaya pelestarian budaya lokal. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode deskriptif-analitis. Data diperoleh melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumentasi visual, serta studi literatur. Teknik analisis mengacu pada model interaktif Miles dan Huberman dengan validasi melalui triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi Tari Topeng Cisalak dalam PKD berperan penting dalam memperkuat identitas budaya Kota Depok, meningkatkan kesadaran masyarakat, serta memperluas apresiasi ruang terhadap seni tradisional. Temuan ini menegaskan bahwa festival budaya tidak hanya sebagai ajang pertunjukan, tetapi juga sebagai strategi efektif dalam pelestarian budaya takbenda. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan kebijakan kebudayaan dan membuka peluang penelitian lanjutan terkait integrasi seni tradisional dalam kurikulum pendidikan dan media digital.