Latar Belakang: Kesehatan reproduksi remaja merupakan isu penting yang masih menghadapi berbagai tantangan, tingginya angka kehamilan remaja, infeksi menular seksual, dan rendahnya literasi reproduksi. Remaja kerap menghadapi keterbatasan akses informasi, dan kurangnya keterampilan dalam mengadvokasi hak kesehatan reproduksi. Bidan sebagai tenaga kesehatan primer memiliki potensi besar dalam memberikan edukasi, namun peran tersebut belum optimal secara terstruktur. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model intervensi bidan yang efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam mengadvokasi hak kesehatan reproduksi. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel terdiri dari 43 siswa yang diambil secara total sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner terstruktur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan regresi logistik biner untuk melihat hubungan antara partisipasi dalam program intervensi bidan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan remaja terhadap kesehatan reproduksi. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa partisipasi dalam intervensi bidan secara signifikan berhubungan dengan pengetahuan baik (88,9%), sikap positif (88,9%), dan tindakan yang baik (92,6%) terhadap kesehatan reproduksi. Uji statistik menunjukkan nilai p-value < 0,001 pada seluruh indikator dengan rasio prevalensi tinggi (RP = 90,0 untuk pengetahuan, RP = 22,0 untuk sikap, dan RP = 60,0 untuk tindakan). Analisis multivariat menunjukkan bahwa tidak mengikuti program meningkatkan risiko pengetahuan rendah (RP = 25,0) dan praktik buruk (RP = 15,5). Kesimpulan: Model intervensi bidan terbukti efektif dalam meningkatkan literasi dan keterampilan advokasi remaja terkait hak kesehatan reproduksi. Peran aktif bidan dalam edukasi berbasis sekolah dapat menjadi strategi penting dalam upaya promotif dan preventif kesehatan remaja secara berkelanjutan.