Nanoteknologi merupakan cabang ilmu interdisipliner yang mempelajari sifat dan aplikasi material pada skala nanometer (< 1000 nm), tetapi karakteristik ukuran partikel kecil dari 200 nm lebih memiliki sifat fisik dan karakteristik yang lebih dianjurkan. Dalam bidang farmasi, perkembangan nanoteknologi telah membawa terobosan signifikan, khususnya dalam sistem penghantaran obat yang lebih efisien, terarah, dan mampu meningkatkan efektivitas terapeutik. Sistem penghantaran obat berbasis nanopartikel atau Nanoparticle Drug Delivery System (NDDS) memungkinkan pelepasan obat yang terkendali, peningkatan stabilitas formulasi, serta peningkatan bioavailabilitas zat aktif, terutama untuk obat-obat yang memiliki kelarutan rendah atau stabilitas buruk secara kimia. Review artikel ini disusun untuk mengeksplorasi dan membahas secara komprehensif berbagai jenis nanopartikel yang digunakan sebagai pembawa dalam sistem NDDS. Dari hasil analisis literatur yang tersedia, diketahui bahwa jenis-jenis nanopartikel yang paling umum digunakan dalam formulasi farmasi meliputi liposom, fitosom, dan etosom. Masing-masing sistem penghantaran ini memiliki karakteristik fisikokimia tersendiri yang mempengaruhi mekanisme penghantaran, efisiensi enkapsulasi, serta profil pelepasan obat. Selain itu, aspek kestabilan formulasi turut menjadi fokus utama dalam pengembangan NDDS. Salah satu parameter penting yang dianalisis adalah zeta potensial, yang berperan dalam menjaga stabilitas koloid dan mencegah terjadinya agregasi antar partikel. Nilai zeta potensial yang tinggi (positif atau negatif) menunjukkan bahwa sistem memiliki gaya tolak-menolak antar partikel yang cukup kuat, sehingga mampu mempertahankan homogenitas suspensi dalam jangka waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, pengembangan NDDS dengan karakteristik nanopartikel yang optimal sangat berpotensi dalam meningkatkan efektivitas terapi serta kenyamanan penggunaan bagi pasien.