Kondisi lingkungan seseorang sangat berpengaruh terhadap penyakit Tuberkulosis baik dari segi kepadatan penduduk, kemiskinan/ekonomi dan akses pelayanan kesehatan. Kepadatan penduduk sendiri merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penyebaran penyakit Tuberkulosis. Kepadatan penduduk dari daerah setempat dan penduduk pendatang menjadi salah satu penyebab tingginya angka kejadian Tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis spasial dari jumlah kasus Tuberkulosis di Kabupaten Minahasa Utara tahun 2021-2024. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan Sistem Informasi Geografis. Hasil analisis spasial yang didapatkan yaitu kecamatan Kalawat selalu menempati kepadatan penduduk paling tinggi selama 4 tahun terakhir, dan kecamatan Airmadidi memiliki lonjakan paling tinggi pada tahun 2024. Kecamatan Kalawat dan Airmadidi yang menjadi faktor terbesar terjadinya persebaran Tuberkulosis yang tinggi yaitu karena tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Kasus Tuberkulosis menunjukkan peningkatan konsisten dari tahun 2021 hingga 2024. Jumlah kasus meningkat setiap tahun, dengan lonjakan tertinggi terjadi pada tahun 2024. Kecamatan Kalawat dan Airmadidi merupakan wilayah dengan kepadatan tertinggi. Kasus TBC terus mengalami lonjakan terutama pada 2 kecamatan tersebut. Hasil Analisis spasial menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara kepadatan penduduk dan persebaran kasus Tuberkulosis di Kabupaten Minahasa Utara. Tren kasus Tuberkulosis menunjukan peningkatan yang signifikan setiap bulan dan tahunnya, sehingga diperlukan intervensi kesehatan masyrakat yang tepat sasaran untuk menekan laju penyebaran Tuberkulosis