Masa nifas merupakan periode kritis yang dimulai setelah persalinan hingga enam minggu , di mana tubuh ibu mengalami pemulihan baik secara fisiologis maupun psikologis. Salah satu masalah kesehatan yang sering dialami ibu postpartum, khususnya yang menjalani persalinan pervaginam, adalah luka perineum akibat robekan spontan atau episiotomi. Salah satu faktor utama yang memengaruhi penyembuhan luka perineum adalah status gizi. Nutrisi yang adekuat mendukung setiap tahapan penyembuhan luka, mulai dari hemostasis, inflamasi, proliferasi hingga remodeling jaringan. Adapun tujuan tujuan dalam penelitian ini mengetahui korelasi status gizi dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif analitik dan pendekatan Cross-Sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2025. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara total (Exhaustive Sampling), yaitu dengan mengambil seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi. Data dikumpulkan menggunakan lembar checklist skala REEDA untuk menilai penyembuhan luka, serta kuesioner untuk memperoleh data mengenai status gizi ibu nifas. Analisis data dilakukan dengan Uji Rank Spearman untuk mengetahui hubungan antar variabel yang diteliti.. Status gizi responden sebagian besar adalah kategori gizi normal, yaitu sebanyak 25 orang (78,1%) dan penyembuhan luka perineum sebagian besar mengalami penyembuhan luka dengan waktu normal, yaitu sebanyak 24 orang (75,0%). Terdapat korelasi yang signifikan status gizi dengan lama penyembuhan luka perineum dengan hasil uji statistik P- Value 0,03 ≤ 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa status gizi memiliki peran yang penting dalam proses pemulihan luka perineum pada ibu nifas. Semakin baik status gizi seorang ibu, maka semakin optimal kemampuan tubuhnya dalam melakukan regenerasi jaringan.