Wahyuni, M. M. Dwi
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PULAU SABU TAHUN 2024 Pelle, Santy Nurfiani; Landi, Soleman; Riwu, Yuliana Radja; Wahyuni, M. M. Dwi
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.48529

Abstract

Tuberkulosis (TB) paru masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia, termasuk di Pulau Sabu, yang dikenal sebagai wilayah endemis dengan angka kasus yang cukup tinggi. Kondisi tersebut menuntut adanya analisis komprehensif terhadap faktor-faktor risiko yang berperan dalam penularannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis enam faktor risiko yang diduga berkaitan dengan kejadian TB paru, yaitu perilaku merokok, pencahayaan, kelembaban, ventilasi, kepadatan hunian, dan riwayat kontak. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol dengan pendekatan analitik observasional. Sampel penelitian terdiri dari 59 responden kasus yang terdiagnosis TB paru dan 59 responden kontrol yang tidak menderita TB paru. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode matching berdasarkan usia, jenis kelamin, dan lokasi tempat tinggal untuk meminimalkan bias. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara terstruktur menggunakan kuesioner serta pengukuran kondisi lingkungan rumah dengan instrumen berupa lux meter, hygrometer, dan roll meter. Analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan adanya hubungan signifikan antara empat variabel dengan kejadian TB paru, yaitu perilaku merokok (OR=4,471; p=0,000), pencahayaan (OR=6,268; p=0,000), ventilasi rumah (OR=8,509; p=0,000), dan riwayat kontak (OR=2,135; p=0,019). Sedangkan kelembaban (p=0,829) dan kepadatan hunian (p=0,067) tidak berhubungan secara bermakna. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa faktor perilaku dan kondisi lingkungan rumah sangat berperan dalam proses penularan TB paru di Pulau Sabu. Oleh karena itu, upaya pengendalian perlu difokuskan pada intervensi perilaku merokok, perbaikan pencahayaan dan ventilasi rumah, serta pelacakan kontak erat. Strategi yang terintegrasi diharapkan mampu menekan beban TB paru di wilayah tersebut dan berkontribusi terhadap pencapaian target eliminasi TB nasional.