Masalah kesehatan gigi dan mulut masih menjadi tantangan utama pada anak usia sekolah dasar. Pengetahuan yang rendah mengenai teknik menyikat gigi yang benar berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian gigi berlubang dan gangguan kesehatan mulut lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan dengan metode demonstrasi dan simulasi dalam meningkatkan pengetahuan menyikat gigi pada anak usia 10–12 tahun di Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain quasi experiment dan rancangan pre-test post-test with control group design. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan menyikat gigi. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 60 orang, yang dibagi menjadi dua kelompok: 30 responden untuk metode demonstrasi dan 30 responden untuk metode simulasi. Analisis data dilakukan menggunakan uji T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua metode penyuluhan efektif dalam meningkatkan pengetahuan menyikat gigi anak. Berdasarkan hasil uji T-Test, diperoleh nilai (p = 0,014) untuk kelompok demonstrasi dan (p = 0,023) untuk kelompok simulasi. Karena nilai (p<0,05), maka terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan secara statistik pada kedua kelompok. Namun, peningkatan yang lebih tinggi terjadi pada kelompok demonstrasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi lebih efektif dibandingkan metode simulasi dalam meningkatkan pengetahuan anak. Kedua metode penyuluhan, yaitu demonstrasi dan simulasi terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan anak mengenai cara menyikat gigi yang benar, namun metode demonstrasi lebih mudah dipahami oleh anak. Disarankan, menggunakan metode demonstrasi sebagai pendekatan utama dalam memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada anak-anak, karena terbukti lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan menyikat gigi yang benar