p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal PESHUM
Muh. Watif Massuanna
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Presepsi Masyarakat Terhadap Tilang Elektronik di Kota Makassar Riska Aidilia Adha; Muh. Watif Massuanna; Andina Rahmadani; Nur Asmiranda
PESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora Vol. 4 No. 5: Agustus 2025
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/peshum.v4i5.11177

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi persepsi masyarakat Kota Makassar terhadap implementasi sistem tilang elektronik (Electronic Traffic Law Enforcement/ETLE). Dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara, observasi, dan diskusi kelompok terfokus, studi ini menemukan bahwa persepsi masyarakat terhadap ETLE bersifat beragam. Sebagian besar responden menunjukkan dukungan terhadap ETLE karena dianggap mampu meningkatkan kepatuhan berlalu lintas, menciptakan keadilan dalam penegakan hukum, dan mengurangi potensi praktik pungutan liar. Masyarakat juga menilai bahwa sistem ini memberikan rasa aman dan meningkatkan keteraturan lalu lintas. Namun, kekhawatiran muncul terkait efektivitas penegakan yang terbatas akibat jangkauan kamera ETLE yang belum merata, potensi kesalahan input data, serta dampak teknis seperti lampu kamera yang menyilaukan dan mengganggu visibilitas pengendara. Studi ini menyimpulkan bahwa meskipun ETLE mendapatkan dukungan publik, optimalisasi sistem melalui perbaikan teknis, sosialisasi yang lebih masif, serta mekanisme koreksi yang transparan sangat dibutuhkan guna meningkatkan efektivitas dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem ini.
Perang Dagang Cina Vs AS: Analisis Sosiologi Hukum Melalui Lensa Teori Konflik Karl Marx Dandi Purnama; Natalia; Nurul Annisa Muzakkir; Rizki Nurfadillah; Muh. Watif Massuanna
PESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora Vol. 4 No. 5: Agustus 2025
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/peshum.v4i5.11230

Abstract

Artikel ini mengulas konflik perdagangan antara Cina dan Amerika Serikat dari sudut pandang sosiologi hukum, dengan memakai teori konflik dari Karl Marx sebagai pendekatan utama. Perang dagang ini tidak hanya soal persaingan ekonomi, tetapi juga mencerminkan perebutan pengaruh dan kekuasaan antara dua negara besar. Kebijakan seperti kenaikan tarif, pembatasan teknologi, dan sanksi ekonomi digunakan sebagai alat negara untuk menjaga dan memperluas dominasinya dalam perekonomian global. Dalam pandangan Marx, hukum bukanlah sesuatu yang netral atau berdiri di atas semua golongan. Sebaliknya, hukum dipandang sebagai alat bagi kelompok yang berkuasa untuk mempertahankan kepentingannya. Dalam konteks perang dagang, hukum baik yang dibuat di tingkat nasional maupun internasional sering digunakan untuk membenarkan kebijakan ekonomi-politik yang sejatinya menguntungkan kalangan elit. Amerika Serikat dan Cina, misalnya, menggunakan istilah seperti “keamanan nasional” atau “perdagangan yang adil” untuk membungkus kepentingan ekonomi mereka sendiri. Artikel ini juga menunjukkan bahwa hukum internasional sering kali tidak mampu berjalan adil. Negara-negara besar cenderung memanfaatkan celah dalam sistem hukum global untuk mempertahankan posisi dominan mereka. Sementara itu, negara berkembang dan kelompok masyarakat kecil, terutama kelas pekerja, justru menjadi pihak yang paling dirugikan. Dampaknya bisa terlihat dari harga barang yang naik, hilangnya lapangan kerja, dan kondisi ekonomi yang makin tidak pasti.