Industri kelapa sawit memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Namun dalam proses rantai pasoknya, sering terjadi berbagai risiko yang dapat menghambat kelancaran operasional dan rantai pasok, salah satu yang paling berdampak adalah pada bagian pengadaan yang sangat mempengaruhi jalannya rantai pasok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko rantai pasok pada divisi pengadaan sebuah perusahaan kelapa sawit dengan menggunakan metode Analytical Network Process (ANP). Metode ANP digunakan untuk pengambilan keputusan karena mampu menganalisis hubungan antar kriteria risiko. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan penyebaran kuesioner kepada lima responden dari divisi pengadaan dan pabrik dengan pengalaman minimal tiga tahun. Risiko-risiko diidentifikasi berdasarkan enam kriteria utama dalam proses pengadaan, yaitu pengajuan PR, RFQ, proses PO, pengiriman barang, penerimaan barang, dan kondisi alam, yang masing - masing terdiri dari beberapa sub-kriteria risiko. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh kriteria dan sub-kriteria risiko telah valid dan konsisten. Kriteria risiko tertinggi didapatkan pada proses PO, kemudian kondisi alam, proses penerimaan barang, pengiriman barang, RFQ, dan terakhir pengajuan PR, sedangkan pada sub-kriteria risiko, risiko dengan prioritas tertinggi ada pada spesifikasi barang tidak sesuai pesanan, diikuti oleh barang terlambat diambil oleh PIC pabrik dan perubahan keputusan pembelian mendadak. Risiko pareto menunjukkan bahwa bobot risiko tertinggi berada pada sub-kriteria yang perlu menjadi prioritas dalam penyusunan strategi mitigasi. Berdasarkan risiko prioritas, perusahaan disarankan untuk memperkuat kerja sama dengan vendor dan melakukan diversifikasi supplier, mengembangkan sistem pelacakan pengiriman real-time, serta melakukan perencanaan pengadaan jangka panjang untuk mengurangi dampak risiko dan meningkatkan efisiensi rantai pasok.