Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

REVIEW ARTICLE: COMPARATIVE TREATMENT PATTERNS OF GERD PATIENTS IN HOSPITALS Dafni Aisyah Fariby; wafa; Isnaini, Anggi; Isnaini, Vian Saltiel Harefa; Feriska, Najwa Adella; Athallah, Falesya Jovanka; Athallah, Shabina Putri Alliya; Atikah, Daniah
Journal of Research in Pharmacy and Pharmaceutical Sciences Vol 3 No 2 (2024): Vol.3 No.2 DECEMBER (2024)
Publisher : Pharmacy Program, Faculty of Medicine, UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33533/jrpps.v3i2.10923

Abstract

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah gangguan pencernaan kronis yang terjadi ketika asam lambung naik ke esofagus, menyebabkan gejala seperti nyeri ulu hati dan regurgitasi, yang dapat berlanjut menjadi komplikasi serius yang menurunkan kualitas hidup pasien. Penelitian ini menilai pola penggunaan terapi pada pasien GERD di Korea dengan membandingkan tiga jenis terapi: terapi kontinu, terapi on-demand, dan terapi intermittent. Penelitian yang dilakukan oleh Cheal Wung Huh et al. (2023) menggunakan desain observasional, potong lintang (cross-section), dan dilakukan secara multicenter. Penelitian lain yang dilakukan di Bandung merupakan penelitian deskriptif non eksperimental menggunakan metode purposive sampling dan dilaksanakan secara retrospektif yang diperoleh dari 41 rekam medik pasien GERD. Berdasarkan karakteristik responden dalam penelitian Susan Park et al. (2020), Penelitian ini melibatkan 86.936 pasien dalam kelompok pengobatan PPI dan 40 pasien dalam kelompok operasi fundoplikasi. Pasien yang memiliki gejala GERD dengan periode waktu yang singkat atau bahkan NERD (Non Erosive Reflux Disease) lebih menyukai pengobatan secara kontinu dibanding on-demand. Sedangkan pasien yang mengalami gejala GERD dan ERD (Erosive Reflux Disease) jangka panjang lebih memilih terapi secara on-demand. Kombinasi Pantoprazol dan Sukralfat lebih efektif dari monoterapi, namun kombinasi tiga obat tidak direkomendasikan karena efektivitas tidak meningkat dan menambah biaya. Pemilihan terapi perlu disesuaikan dengan kondisi pasien serta kesadaran terhadap risiko jangka panjang.