Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kecemasan Pasien dalam Menghadap Tindakan Invasif Keperawatan Pemasangan Kateter RS PKU Muhammadiyah Gamping Nuraini Widya Sari; Rosiana Nur Imallah; Rohayati Masitoh
Galen: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2025): Galen: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : PT Pustaka Cendekia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71417/galen.v1i2.69

Abstract

Pelayanan keperawatan yang baik tidak hanya bergantung pada keterampilan teknis, tetapi juga pada kemampuan komunikasi perawat, khususnya komunikasi terapeutik yang bertujuan memberi kenyamanan dan mengurangi kecemasan pasien. Tindakan invasif seperti pemasangan kateter urin dapat menimbulkan kecemasan karena dianggap menakutkan dan menyakitkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan pasien dalam menghadapi tindakan invasif keperawatan pemasangan kateter di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi dan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 57 responden dipilih secara accidental sampling dari 130 pasien dewasa yang menjalani pemasangan kateter urine. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner komunikasi terapeutik dan kuesioner kecemasan menggunakan modifikasi dari State-Trait Anxiety Inventory (STAI). Analisis data digunakan dengan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas komunikasi terapeutik perawat tergolong baik (86%) dan tingkat kecemasan pasien umumnya ringan. Hasil uji Spearman Rank menunjukkan nilai (p = 0.003) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi terpeutik perawat dengan tingkat kecemasan pasien dalam menghadapi tindakan invasif keperawatan pemasangan kateter RS PKU Muhammadiyah Gamping. Dianjurkan kepada rumah sakit untuk melakukan evaluasi rutin mengenai panduan komunikasi terapeutik terhadap praktik di lapangan dan mendorong penelitian lanjutan terkait faktor lain yang memengaruhi kecemasan pasien.