Dismenore merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang terjadi tanpa adanya kelainan anatomis dengan gejala nyeri pada perut bagian bawah dan pinggang. Salah satu faktor risiko yang diduga berperan adalah konsumsi junk food, dengan kandungan lemak yang tinggi dalam junk food dapat memicu meningkatnya hormon prostaglandin sehingga menyebabkan kontraksi pada uterus. World Health Organization (WHO) tahun 2020 menjelaskan angka kejadian dismenore di dunia sangat tinggi, yaitu 1.769.425 atau sekitar 90% wanita yang mengalami dismenore, di Indonesia sebesar 64,25% dengan rincian 54,89% dismenore primer dan 9,36% adalah dismenore sekunder, di Kota Yogyakarta sebesar 52% dan pada daerah Kabupaten Sleman sebesar 88,64% dan 11,36% mengatakan tidak mengalami dismenore. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan konsumsi junk food dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri. Desain penelitian ini menggunakan analitik korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 40 siswi. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 38 siswi. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar anamnesa untuk mengetahui kejadian dismenore primer dan kuesioner Food Frequency Quistionnaire (FFQ) untuk mengukur frekuensi konsumsi junk food siswi. Hasil penelitian menggunakan uji Fisher’s Exact Test didapatkan hasil p-value=0,632 (p-value >0,05). Kesimpulan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi junk food dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri di SMP Muhammadiyah 2 Gamping. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan referensi bagi remaja putri, orang tua, tenaga kesehatan, serta pihak sekolah dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola makan sehat dan gizi seimbang untuk menjaga kesehatan reproduksi.