Obesitas merupakan salah satu faktor risiko penting yang dapat menimbulkan tantangan signifikan pada manajemen jalan napas selama pembedahan dengan general anestesi. Perubahan anatomi dan fisiologi pada pasien obesitas, seperti penurunan kapasitas residu fungsional, peningkatan jaringan adiposa di leher dan dada, serta gangguan fungsi paru, meningkatkan risiko kesulitan ventilasi dan intubasi serta komplikasi perioperatif. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau secara sistematis literatur terkait manajemen jalan napas pada pasien obesitas yang menjalani pembedahan dengan teknik anestesi umum. Metode yang digunakan adalah Systematic Literature Review (SLR) dengan panduan PRISMA, melibatkan 10 artikel yang terbit pada tahun 2019–2025 dan telah dinilai kualitasnya menggunakan instrumen JBI. Hasil kajian menunjukkan bahwa pasien obesitas berisiko lebih tinggi mengalami desaturasi, hipoksemia, ventilasi masker sulit, serta komplikasi pasca ekstubasi. Beberapa faktor prediktor kesulitan jalan napas antara lain lingkar leher, jarak tiromental, serta skor Mallampati, sedangkan teknik intervensi seperti preoksigenasi dengan posisi kepala naik, penggunaan high-flow nasal cannula, videolaringoskop, dan ventilasi non-invasif terbukti efektif dalam menurunkan risiko komplikasi. Studi ini juga menekankan pentingnya kolaborasi tim anestesi, persiapan alat bantu jalan napas, serta strategi ekstubasi yang hati-hati. Kesimpulannya, manajemen jalan napas yang komprehensif dan berbasis bukti pada pasien obesitas sangat penting untuk meminimalkan komplikasi intraoperatif maupun pascaoperatif, serta meningkatkan keselamatan pasien.