Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia. Trend kasus DBD terus meningkat setiap tahun termasuk di Kota Yogyakarta. Strategi promosi kesehatan diperlukan dalam upaya pencegahan dan pengendaian DBD. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi strategi promosi kesehatan untuk pencegahan dan pengendalian DBD di Kota Yogyakarta. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), observasi, dan dokumentasi. Jumlah informan sebanyak 28 orang yang terdiri dari kepala puskesmas, tenaga promosi kesehatan, dan kader kesehatan. Data diolah menggunakan aplikasi opencode 4.02 dan dianalis secara tematik. Lokasi penelitian dilakukan pada wilayah kerja Puskesmas Umbulharjo I dengan kasus DBD tertinggi dan Puskesmas Pakualaman dengan kasus DBD terendah di Kota Yogyakarta pada Bulan Januari-September 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi promosi kesehatan yang telah dilakukan untuk pengendalian DBD mencakup advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan Masyarakat. Strategi advokasi dilakukan melalui lokakarya mini lintas sektor secara rutin, kolaborasi dengan camat, lurah, KUA, Koramil, Polsek, dan tokoh masyarakat. Strategi dukungan sosial dilakukan melalui kegiatan refreshing kader secara berkala, edukasi masyarakat, kunjungan rumah, monitoring jadwal Pemberantasa Sarang Nyamuk (PSN) oleh kader, dan kerja bakti bersama lintas sektor. Strategi pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), survei jentik mandiri, penghitungan Angka Bebas Jentik (ABJ), serta penguatan peran kelurahan siaga dan penerapan lima pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Terdapat perbedaan penekanan dan pelaksanaan strategi antara kedua puskesmas sesuai karakteristik wilayah dan jumlah kasus DBD. Kesimpulan penelitian menegaskan pentingnya sinergi advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan masyarakat untuk menurunkan kasus DBD secara efektif