Di era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, tantangan dalam menjaga kerukunan dan toleransi antarumat beragama semakin kompleks, terutama di wilayah urban dengan tingkat keragaman yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya pengembangan moderasi beragama di majelis taklim Kota Tangerang Selatan. Fokus penelitian adalah strategi penanaman pemahaman agama yang inklusif, toleran, dan antikekerasan melalui penyampaian materi yang menekankan nilai kasih sayang, persaudaraan, serta penghormatan terhadap perbedaan. Penelitian ini menggunakan metode survei terhadap 1.503 majelis taklim di tujuh kecamatan Kota Tangerang Selatan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk menganalisis implementasi indikator moderasi beragama secara komprehensif. Metode pembelajaran interaktif, diskusi terbuka, dan kajian kontekstual digunakan untuk menjadikan nilai-nilai moderasi lebih aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya sinergi antara tokoh agama, akademisi, dan lembaga sosial dalam merancang kurikulum berbasis kebhinekaan dan kedamaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator moderasi seperti komitmen kebangsaan mencapai tingkat keberhasilan 87%, sikap anti kekerasan 82%, toleransi 85%, dan penerimaan tradisi lokal 79%. Meski masih terdapat tantangan berupa pemahaman agama yang eksklusif, arus informasi ekstrem di media sosial, serta resistensi dari sebagian kelompok. Implikasi penelitian ini memberikan kontribusi teoritis dalam pengembangan model pendidikan moderasi beragama berbasis komunitas serta praktis bagi pengembangan kebijakan pembinaan keagamaan di tingkat nasional.