Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi komunikasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin dalam mengimplementasikan program Zero Waste to Landfill (ZWTL), sebagai respons terhadap permasalahan pengelolaan sampah yang semakin kompleks. Kota Banjarmasin memproduksi sampah sebesar ±650 ton per hari, dengan sebagian besar berupa sampah organik. Program ZWTL merupakan upaya untuk mengurangi sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dengan mengutamakan pengelolaan sampah dari sumber melalui prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Informan terdiri dari pejabat Dinas Lingkungan Hidup (DLH), kader lingkungan, tokoh masyarakat, dan warga yang terlibat dalam pelaksanaan program ZWTL. Data dianalisis menggunakan model interaktif Miles dan Huberman, serta diuji keabsahannya melalui triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang diterapkan mencakup komunikasi edukatif, persuasif, dan partisipatif. Komunikasi dilakukan melalui berbagai saluran, termasuk media sosial, forum warga, pelatihan kader, dan penyuluhan langsung. Hambatan yang ditemukan meliputi keterbatasan armada pengangkut, fasilitas pengelolaan sampah yang belum merata, serta rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat. Perubahan perilaku masyarakat dianalisis menggunakan Transtheoretical Model (TTM), yang menunjukkan bahwa sebagian masyarakat berada pada tahap kontemplasi hingga tindakan. Program ZWTL memberikan dampak positif dalam membangun kesadaran masyarakat, namun memerlukan penguatan strategi komunikasi berbasis lokal.