Latar Belakang: Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) adalah gangguan hormonal yang sering terjadi pada wanita usia reproduktif, termasuk remaja putri. PCOS dapat menyebabkan gangguan menstruasi, jerawat, serta risiko komplikasi metabolik. Namun, masih banyak remaja yang tidak menyadari gejala PCOS dan menganggapnya sebagai kondisi normal. Survei pendahuluan di SMK Karsa Mulya Palangka Raya menunjukkan bahwa seluruh siswi belum pernah mendengar istilah PCOS meskipun sebagian mengalami gejalanya. Rendahnya pengetahuan ini menjadi masalah yang dapat menghambat upaya deteksi dan pencegahan sejak dini. Tujuan: Penelitian adalah mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang PCOS pada siswi di SMK Karsa Mulya Palangka Raya. Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasi- experimental dengan two group pretest-posttest design. Sampel terdiri dari 64 siswi yang dibagi dua kelompok. Kelompok eksperimen dan kontrol masing-masing terdiri dari 32 orang. Pendidikan kesehatan diberikan kepada kelompok eksperimen menggunakan media PowerPoint dan leaflet. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, data dianalisis dengan uji Wilcoxon dan uji Mann-Whitney. Hasil: Uji Wilcoxon menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan pada kelompok eksperimen setelah diberikan pendidikan kesehatan (p = 0,000), kelompok kontrol tidak menunjukkan perubahan signifikan (p=0,069). Uji Mann-Whitney menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol setelah intervensi diberikan (p = 0,000). Penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan siswi tentang PCOS. Kesimpulan: Pendidikan kesehatan efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswi tentang PCOS. Intervensi ini dapat menjadi strategi edukatif yang dapat diterapkan di sekolah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman remaja terhadap kesehatan reproduksi, khususnya pencegahan PCOS.