Kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman dengan kandungan gizi tinggi, kaya vitamin, mineral, protein nabati, serta senyawa bioaktif sehingga sering disebut miracle tree. Meskipun potensinya besar, pemanfaatan daun kelor di masyarakat Desa Nglajang, Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro, masih terbatas pada olahan tradisional. Kondisi ini menunjukkan adanya kebutuhan untuk menghadirkan inovasi pangan berbasis kelor yang lebih variatif, bergizi, dan sesuai dengan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Kegiatan pengabdian ini bertujuan mengembangkan inovasi produk puding kelor sekaligus memberdayakan kelompok PKK melalui pendekatan Asset-Based Community Development (ABCD). Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan partisipatif melalui observasi, wawancara, focus group discussion (FGD), dan pelatihan langsung. Tahapan ABCD yang diterapkan mencakup inkulturasi, discovery, design, define, dan refleksi. Mitra utama dalam kegiatan ini adalah PKK Desa Nglajang yang berperan aktif dalam pelatihan pengolahan daun kelor menjadi puding sehat. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa program berhasil meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai nilai gizi kelor, keterampilan baru dalam mengolahnya, serta menghasilkan produk puding kelor yang disukai berbagai kalangan, khususnya anak-anak. Antusiasme peserta menegaskan adanya peluang keberlanjutan, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun pengembangan usaha kecil berbasis pangan lokal. Dengan demikian, inovasi puding kelor berbasis ABCD tidak hanya memperkaya variasi menu PMT, tetapi juga memperkuat kemandirian pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa.