Rumah sakit harus selalu berada di performa terbaik karena lingkungan yang kompetitif. Supaya sistem dapat berperforma baik, dibutuhkan penilaian kinerja yang tepat. Dalam konteks manajemen inventori farmasi, salah satu indikator yang sering digunakan adalah Inventory Turn Over Ratio (ITOR). ITOR digunakan untuk menggambarkan seberapa cepat persediaan obat yang ditentukan dengan proses pengadaan diperbarui dalam periode tertentu. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses pengadaan inventori farmasi terhadap nilai ITOR di rumah sakit. Penelusuran literatur dilakukan pada basis data Proquest, ScienceDirect, Scopus, dan Google Scholar dengan kata kunci terkait pengadaan farmasi dan ITOR. Kriteria inklusi meliputi artikel berbahasa Indonesia dan Inggris, studi primer, serta fokus pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Manajemen Pengadaan, dan ITOR. Artikel kemudian diskrining lebih lanjut menggunakan penilaian kritis JBI. Hasil seleksi artikel didapatkan total 368 artikel dari 4 basis data yang setelah skrining dihasilkan 7 artikel yang diikutkan penelitian. Hasil penelusuran 7 artikel ditemukan 2 artikel menggunakan metode min-max dalam proses pengadaannya, 2 artikel menggunakan analisis ABC, VEN, dan EOQ, 2 artikel menggunakan Standar Prosedur Operasional (SPO) Rumah Sakit (RS), dan satu artikel menggunakan analisis ABC. Nilai ITOR tujuh artikel terinklusi hasilnya bervariasi. Nilai ITOR dari 3 artikel dibandingkan kondisi sebelum dan sesudah, 4 artikel menyatakan hasil ITOR secara deskriptif. Proses pengadaan inventori farmasi memerlukan analisis sistematis untuk memastikan proses pengadaan yang optimal, beberapa diantaranya analisis ABC, VEN, EOQ, atau min-max.