Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

SURVEI KEPADATAN JENTIK NYAMUK AEDES SP PADA TEMPAT PENAMPUNGAN AIR (TPA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOYA KECAMATAN TONDANO SELATAN Luter, Elna; Manoppo, Jonesius Eden; Pongoh, Lucyana Leonita
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.47068

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit endemis yang terus menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, termasuk di Kabupaten Minahasa. Tingginya insiden kasus DBD berkaitan erat dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes Sp. pada tempat penampungan air (TPA) di lingkungan pemukiman. Tempat perindukan utama nyamuk berupa tempat-tempat penampungan air baik di dalam dan disekitar rumah yang disebut kontainer sebagai habitat perkembangbiakan Aedes Sp. Jentik Aedes aegypti dapat ditemukan pada genangan air bersih dan tidak mengalir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepadatan jentik nyamuk Aedes Sp. di wilayah kerja Puskesmas Koya, Kecamatan Tondano Selatan. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif dengan pendekatan single larva method. Sampel terdiri dari 100 rumah yang dipilih secara cluster sampling. Data dikumpulkan melalui observasi langsung pada TPA di dalam dan luar rumah, kemudian dihitung indeks entomologis meliputi House Index (HI), Container Index (CI), Breteau Index (BI), dan Angka Bebas Jentik (ABJ). Hasil penelitian menunjukkan HI sebesar 29%, CI sebesar 11,85%, dan BI sebesar 38%. Berdasarkan klasifikasi WHO, kepadatan jentik berada pada kategori sedang (Density Figure 4). ABJ tercatat sebesar 71%, yang masih berada di bawah ambang batas aman nasional ≥95%. Jenis TPA yang paling banyak ditemukan jentik adalah ember (16%). Kesimpulannya, tingkat kepadatan jentik nyamuk Aedes Sp. di wilayah tersebut cukup signifikan dan berpotensi meningkatkan risiko penularan DBD, sehingga diperlukan intervensi kesehatan lingkungan yang lebih efektif dan berkelanjutan.