Gagal ginjal kronis (GGK) merupakan kondisi kerusakan ginjal struktural dan fungsional yang berlangsung lebih dari 3 bulan, menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara progresif. Hemodialisis merupakan prosedur penting bagi pasien gagal ginjal kronis. Salah satu komplikasi GGK yang signifikan adalah anemia, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien secara langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia dan kualitas hidup pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian terdiri dari 68 pasien yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Kualitas hidup diukur menggunakan kuesioner WHO-QoL Bref, sedangkan anemia ditentukan berdasarkan kadar hemoglobin yang diperoleh dari rekam medis pasien. Analisis data dilakukan menggunakan uji Spearman Rho untuk mengetahui hubungan antara variabel yang diteliti. Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki kualitas hidup baik (100%, n=68). Tingkat anemia pasien gagal ginjal kronis sebagian besar berada pada kategori anemia sedang (47,1%, n=32), kategori anemia ringan (44,1%, n=30) dan 8,8% (n=6) memiliki anemia berat. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara anemia dan kualitas hidup pasien GGK yang menjalani hemodialisis (p=0,001). Status anemia dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis. Oleh karena itu, kolaborasi diperlukan untuk memastikan asupan makanan yang tepat dan berpotensi meningkatkan kadar hemoglobin. Perencanaan aktivitas yang disesuaikan dengan kapasitas fungsional pasien terkait dengan status anemia juga sangat direkomendasikan dalam asuhan keperawatan untuk mempertahankan kualitas hidup pasien.