Rahmadhani, Nadia Putri
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PNEUMONIA NOSOKOMIAL AKIBAT KLEBSIELLA PNEUMONIAE POSITIF ESBL PADA PASIEN DENGAN MENINGIOMA FRONTALIS BESAR : LAPORAN KASUS Rahmadhani, Nadia Putri; Ananda, Pratama; Wijaya, Dewi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49967

Abstract

Pneumonia nosokomial (Hospital Acquired Pneumonia/HAP) adalah infeksi saluran pernapasan bawah yang terjadi ≥48 jam setelah pasien dirawat di rumah sakit dan tidak dalam keadaan inkubasi saat masuk. Klebsiella pneumoniae positif extended-spectrum beta-lactamase (ESBL) merupakan agen etiologi utama yang berhubungan dengan peningkatan morbiditas, mortalitas, serta lama hari rawat pada kasus HAP. Meningioma adalah tumor intrakranial primer yang berasal dari sel meningotelial pada meningen, khususnya lapisan arakhnoid. Tumor ini merupakan neoplasma jinak paling sering pada sistem saraf pusat, meskipun sebagian kecil dapat bersifat atipikal atau ganas. Pasien dengan meningioma, terutama yang menjalani perawatan jangka panjang, memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi seperti HAP. Laporan kasus ini menyoroti interaksi antara kondisi neurologis dasar dan infeksi nosokomial. Pemberian antibiotik empiris dapat memperbaiki prognosis. Seorang pasien perempuan berusia 44 tahun datang dengan keluhan sakit kepala disertai muntah. Pemeriksaan MRI menunjukkan adanya meningioma pada konveksitas frontal posterior kiri dengan ukuran 6x6x6 cm. Pada hari ke-5 perawatan di rumah sakit, pasien mengalami penurunan kesadaran yang disertai sesak napas. Pasien dirawat di ICU, dilakukan intubasi, dan diberikan antibiotik empiris meropenem sambil menunggu hasil kultur sputum. Hasil kultur menunjukkan Klebsiella pneumoniae positif ESBL. Setelah 3 hari terapi antibiotik, kesadaran pasien membaik, serta hasil pemeriksaan laboratorium dan radiografi toraks menunjukkan perbaikan. Pasien dengan keganasan memiliki risiko tinggi untuk mengalami pneumonia nosokomial selama perawatan rumah sakit yang berkepanjangan. Terapi antibiotik empiris sebagai penatalaksanaan awal memberikan prognosis yang baik dalam mencegah perburukan infeksi.