Era Society 5.0 menuntut transformasi pendidikan yang menempatkan guru Bahasa Indonesia sebagai aktor strategis dalam menciptakan ekosistem pembelajaran yang adaptif, reflektif, dan berbasis teknologi. Dalam konteks ini, pengembangan kompetensi guru tidak lagi cukup berfokus pada keterampilan teknis semata, tetapi harus mencakup literasi digital, agensi pedagogis, serta keterlibatan ilmiah. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menyintesiskan berbagai model pengembangan kompetensi guru Bahasa Indonesia berdasarkan lima artikel ilmiah utama yang relevan dengan era Society 5.0. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dianalisis menggunakan teknik konten berbasis matriks tematik melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil kajian mengidentifikasi lima model dominan: (1) Adaptive Professionalism Model (Tran Minh), (2) Contextual Digital Competency Model (Grisma et al.), (3) Sustainable Digital Transformation Model (Vorotnykova), (4) Reflective and Collaborative Agency Model (Averina & Kuswandono), dan (5) Academic Engagement-Based Development Model (Tias & Tongjean). Masing-masing model memiliki keunggulan kontekstual, namun belum sepenuhnya menjawab kompleksitas tantangan era Society 5.0 secara terpadu. Oleh karena itu, pendekatan hibrida yang mengintegrasikan kekuatan kelima model tersebut direkomendasikan sebagai strategi yang paling efektif. Rekomendasi meliputi: pelatihan berbasis konteks lapangan, penguatan refleksi profesional, pemanfaatan teknologi adaptif, serta dukungan kelembagaan yang berkelanjutan. Temuan ini berkontribusi terhadap perumusan strategi pengembangan kompetensi guru Bahasa Indonesia yang lebih relevan, holistik, dan aplikatif dalam menghadapi era digital-humanistik Society 5.0.