Transformasi pendidikan di Indonesia melalui penerapan Kurikulum Merdeka menuntut adanya pergeseran paradigma dalam pembelajaran dan evaluasi. Namun demikian, praktik evaluasi yang terjadi di lapangan masih banyak didominasi oleh pendekatan konvensional yang belum sepenuhnya sejalan dengan prinsip-prinsip evaluasi formatif, autentik, dan berbasis proyek sebagaimana diamanatkan dalam kurikulum tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menganalisis model-model evaluasi pendidikan yang relevan dalam konteks Kurikulum Merdeka melalui studi kepustakaan dan analisis kebijakan resmi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dalam kerangka penelitian pustaka, data diperoleh dari dokumen kebijakan resmi serta berbagai literatur akademik yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product) memiliki relevansi tinggi dengan prinsip evaluasi holistik yang berpusat pada peserta didik. Model ini tidak hanya menilai hasil akhir, tetapi juga memperhatikan konteks, sumber daya, dan proses pembelajaran secara menyeluruh. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengembangan model evaluasi dalam Kurikulum Merdeka perlu didukung melalui pelatihan guru yang berorientasi pada asesmen formatif dan reflektif, serta penyusunan standar instrumen evaluasi yang kontekstual dan adaptif. Studi ini memberikan kontribusi teoretis dalam pengembangan evaluasi berbasis konstruktivisme serta implikasi praktis bagi para pembuat kebijakan dalam mengoptimalkan pelaksanaan Kurikulum Merdeka di tingkat satuan pendidikan.