Budaya patriarki merupakan sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pusat kekuasaan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam ranah rumah tangga. Dalam konteks ini, perempuan sering kali diposisikan dalam peran domestik yang subordinat, yang membatasi akses dan partisipasi mereka terhadap pengambilan keputusan, baik secara ekonomi, sosial, maupun psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana budaya patriarki mempengaruhi kesetaraan gender perempuan di dalam rumah tangga dengan menggunakan pendekatan studi pustaka sebagai metode utama. Berdasarkan pengamatan literatur, ditemukan bahwa norma dan nilai-nilai yang melekat dalam budaya patriarki seringkali diperkuat oleh institusi sosial seperti keluarga, agama, dan pendidikan. Akibatnya, peran gender tradisional terus diproduksi secara turun-temurun, yang menghambat upaya tercapainya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Dalam rumah tangga, perempuan kerap kali dibebani tanggung jawab domestik yang tidak setara, tanpa pengakuan yang mampu atas kontribusinya. Selain itu, keterbatasan akses terhadap pendidikan dan kesempatan kerja turut memperkuat ketimpangan tersebut. Kajian ini menekankan pentingnya transformasi nilai-nilai sosial melalui pendidikan gender, kampanye kesadaran, dan kebijakan yang mendukung pemberdayaan perempuan. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa untuk mencapai kesetaraan gender di ranah rumah tangga, perlu adanya upaya kolektif dalam mendekonstruksi budaya patriarki yang telah mengakar kuat dalam masyarakat.