Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analysis of the Relationship Between Drug Stockout Incidents and the Use of Hospital Management Information System (SIMRS) Technology with Patient Satisfaction at the Pharmacy Installation of Bogor City Hospital Shulihah, Shulihah; Thaha, Abdul Razak; Maududi , Abul A'la Al
Enrichment: Journal of Multidisciplinary Research and Development Vol. 3 No. 6 (2025): Enrichment: Journal of Multidisciplinary Research and Development
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55324/enrichment.v3i6.442

Abstract

Drug stockouts remain a significant challenge in healthcare systems, particularly in hospital pharmacy installations, directly impacting patient treatment and satisfaction. Efficient drug inventory management is crucial to mitigating these incidents. The adoption of Hospital Management Information System (SIMRS) technology presents a potential solution to optimize inventory control and enhance service quality. This research analyzes the relationship between drug stockout incidents and the use of Hospital Management Information Systems (SIMRS) technology with patient satisfaction at the Pharmacy Installation of Bogor City Hospital. Drug stockouts significantly affect patient treatment and satisfaction, necessitating efficient drug inventory management. The research employs a cross-sectional analytical approach, collecting data from pharmacy personnel and patients through surveys. The findings indicate that drug stockouts occur frequently, influenced by factors such as delayed deliveries and payment issues. Conversely, the effective implementation of SIMRS technology enhances drug management efficiency and improves patient satisfaction. Statistical analysis reveals a significant correlation between the incidence of drug stockouts and patient satisfaction, as well as a strong positive impact of SIMRS usage on reducing stockouts. The study highlights the importance of optimizing SIMRS to ensure drug availability, thereby enhancing the quality of healthcare services.
Waktu Tunggu Pelayanan Resep di Depo Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Kota Bogor Shulihah, Shulihah
PubHealth Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2024): Edisi Juli
Publisher : Ilmu Bersama Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56211/pubhealth.v3i1.573

Abstract

Pelayanan farmasi merupakan salah satu pelayanan kesehatan di rumah sakit yang diharapkan memenuhi standar pelayanan minimal. Salah satu indikator untuk mengukur pelayanan farmasi yang telah memenuhi standar pelayanan minimal adalah waktu tunggu pelayanan resep obat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 menyebutkan bahwa standar waktu tunggu pelayanan resep obat jadi adalah ≤ 30 menit dengan capaian 100%, sedangkan untuk resep obat racikan adalah ≤ 60 menit dengan capaian 100%. Kenyataannya masih terdapat waktu tunggu resep obat yang belum memenuhi standar minimal pelayanan di rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan waktu tunggu pelayanan resep RSUD Kota Bogor. Kemudian, membandingkan rata-rata waktu tunggu pelayanan resep dengan SPM (Standar pelayanan minimal) Kementrian Kesehatan, serta mengetahui faktor yang memengaruhi waktu tunggu pelayanan resep tersebut. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Data penelitian dikumpulkan secara prospektif selama bulan Januari hingga Februari 2024. Sampel penelitian diambil secara acak dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase capaian waktu tunggu pelayanan obat jadi ≤ 30 menit adalah 82,33 % dan obat racikan adalah ≤ 60 menit adalah 82%. Hal ini menunjukan bahwa persentase waktu tunggu pelayanan resep belum mencapai standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Faktor yang memengaruhi waktu tunggu pelayanan resep obat yaitu kurangnya SDM di instalasi farmasi, kelengkapan berkas pasien, kurangnya ketersediaan obat yang diresepkan dokter, adanya penggunaan resep elektronik dan manual secara bersama sama, banyaknya resep dokter yang tidak ada di fornas, banyaknya resep yang meminta obat racikan, sistem informasi di instalasi farmasi yang kurang optimal, dokter yang sulit dihubungi ketika resep sulit terbaca. Rumah sakit perlu memperhatikan faktor tersebut sehingga dapat menjaga mutu pelayanan rumah sakit.