Kemunculan platform beli-sekarang-bayar-nanti di Indonesia, terutama Shopee PayLater, telah memberikankemudahan yang signifikan bagi konsumen milenial dan Gen Z untuk melakukan pembelian melalui sistempembayaran yang ditunda. Namun demikian, aksesibilitas tersebut dapat mengarah pada pola pembelian yangmelibatkan bahaya finansial yang cukup besar. Penelitian ini berusaha untuk mengkaji bagaimana pengetahuankeuangan, persepsi risiko, dan kontrol impuls mempengaruhi pola pembelian konsumen Shopee PayLater di wilayahJawa Barat. Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dengan memanfaatkan distribusi kuesioner digitalkepada 100 partisipan dari demografi milenial dan Gen Z yang secara teratur menggunakan layanan Shopee PayLater.Pemeriksaan data dilakukan menggunakan metodologi Structural Equation Modeling (SEM) berdasarkan analisisPartial Least Square (PLS) melalui aplikasi SmartPLS versi 3. Studi ini mengungkapkan beberapa hubungan pentingmengenai keterkaitan antara variabel-variabel tersebut. Pengetahuan keuangan menunjukkan korelasi positif yangsubstansial dengan kemampuan kontrol impuls, sementara kesadaran risiko tidak menunjukkan dampak yang berartiterhadap kemampuan pengaturan diri. Menariknya, baik pemahaman keuangan maupun kesadaran risiko tidak secaralangsung mempengaruhi perilaku pembelian. Namun, kontrol impuls menunjukkan hubungan terbalik yang menonjoldengan pola pembelian konsumen, menunjukkan bahwa pengaturan diri yang lebih baik mengarah pada kebiasaanpengeluaran yang lebih terkontrol. Selanjutnya, pendidikan keuangan mempengaruhi perilaku pembelian secara tidaklangsung melalui mekanisme pengaturan diri yang ditingkatkan, sedangkan kesadaran risiko gagal memberikandampak signifikan terhadap tindakan konsumen melalui jalur kontrol diri. Studi ini menekankan peran kritispendidikan keuangan dalam mengatur keputusan pembelian konsumen dan menyoroti kontrol impuls sebagai elemenfundamental dalam mengurangi konsekuensi merugikan yang terkait dengan penggunaan Shopee PayLater. Hasil inimenunjukkan bahwa memperkuat program literasi keuangan dapat berfungsi sebagai strategi efektif untukmempromosikan kebiasaan konsumsi yang bertanggung jawab di kalangan konsumen muda yang menggunakanlayanan bayar-nanti. Temuan menunjukkan bahwa meskipun persepsi risiko saja mungkin tidak cukup untukmemodifikasi perilaku, meningkatkan pengetahuan keuangan dapat meningkatkan mekanisme kontrol diri, yang padaakhirnya mengarah pada pengambilan keputusan keuangan yang lebih bijaksana di kalangan pengguna platformpembayaran digital.Kata kunci- Literasi Keuangan, Persepsi Risiko, Kontrol Diri, Perilaku Konsumtif, Shopee PayLater, Generasi Ydan Z