Corruption remains a serious issue in Indonesia, as reflected in the 2024 Corruption Perceptions Index (CPI) released by Transparency International, where Indonesia scored 37 out of 100 and ranked 99th out of 180 countries. This study aims to examine the relationship between perceived behavioral control (PBC) and the intention to engage in corruption, as well as to explore the mediating role of moral disengagement. A quantitative approach was employed using convenience sampling, involving 348 active students from public and private universities in Surabaya. The instruments used were standardized scales that had been tested for validity and reliability to measure PBC, corruption intention, and moral disengagement. Data analysis was conducted using Hayes' PROCESS Macro in SPSS, including outlier testing, residual normality, linearity, one-sample t-tests, and mediation analysis through bootstrapping. The results revealed a significant positive relationship between PBC and corruption intention (? = 0.279; p < 0.001), as well as a significant indirect effect through moral disengagement (? = 0.223; p < 0.000; 95% CI [0.135–0.320]). These findings indicate that moral disengagement plays a crucial role in mediating the effect of PBC on the intention to engage in corruption, highlighting the importance of moral awareness enhancement in anti-corruption education efforts. ABSTRAKKorupsi tetap menjadi permasalahan serius di Indonesia, sebagaimana tercermin dalam Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2024 yang dirilis oleh Transparency International, di mana Indonesia memperoleh skor 37 dari 100 dan menempati peringkat ke-99 dari 180 negara. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara perceived behavioral control (PBC) dan niat untuk melakukan korupsi, serta mengeksplorasi peran moral disengagement sebagai mediator. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan teknik convenience sampling, melibatkan 348 mahasiswa aktif dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Surabaya. Instrumen penelitian berupa skala terstandar yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya untuk mengukur PBC, niat korupsi, dan moral disengagement. Analisis data dilakukan menggunakan PROCESS Macro dari Hayes pada SPSS, meliputi uji outlier, normalitas residual, linearitas, one-sample t-test, dan analisis mediasi dengan teknik bootstrapping. Hasil menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara PBC dan niat korupsi (? = 0,279; p < 0,001), serta efek mediasi tidak langsung yang signifikan melalui moral disengagement (? = 0,223; p < 0,000; 95% CI [0,135–0,320]). Temuan ini mengindikasikan bahwa moral disengagement memainkan peran penting dalam menjembatani pengaruh PBC terhadap niat untuk melakukan korupsi, sehingga intervensi yang berfokus pada penguatan kesadaran moral menjadi krusial dalam upaya pendidikan antikorupsi.