ABSTRAK Asesmen diagnostik merupakan langkah awal dalam proses pendidikan inklusif, untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik anak dan merancang intervensi yang tepat. Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran asesmen diagnostic dalam pengembangan program pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Dalam tulisan ini, eksplorasi peran asesmen dilakukan melalui pendekatan kualitatif yang melibatkan observasi partisipatif, dan wawancara terhadap para terapis yang dilakukan selama satu bulan dimulai dari 8 juli 2024 sampai 9 agustus 2024. Hasilnya menunjukkan bahwa Sekolah menerapkan berbagai jenis asesmen, seperti asesmen baseline, progres, akhir, dan follow-up, untuk memastikan pemantauan yang berkelanjutan terhadap kemajuan anak. Namun, terdapat tantangan dalam pelaksanaan program ini, terutama terkait keterlibatan orang tua, yang dapat memengaruhi hasil asesmen diagnostik. Kata kunci : Anak berkebutuhan khusus; Asesmen diagnostik; Pendidikan inklusif. ABSTRACT Diagnostic assessment is the first step in the inclusive education process, to identify a child's specific needs and design appropriate interventions. This article aims to explore the role of diagnostic assessments in developing educational programs for Children with Special Needs (ABK). In this paper, the exploration of the role of assessment is carried out through a qualitative approach involving participant observation and interviews with therapists which were conducted for one month starting from 8 July 2024 to 9 August 2024. The results show that the school implements various types of assessments, such as baseline and progress assessments. , end, and follow-up, to ensure ongoing monitoring of the child's progress. However, there are challenges in implementing this program, especially regarding parental involvement, which can influence the results of diagnostic assessments. Keywords : Children with special needs; Diagnostic assessment; Inclusive education.