Penelitian ini menganalisis pidato perdana Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 tahun 2025 dengan menggunakan model komunikasi Harold D. Lasswell serta pendekatan retorika Aristotelian. Fokus kajian diarahkan pada identifikasi komunikator, pesan, saluran, audiens, dan dampak komunikasi, sekaligus membedah strategi retorika dan relevansi global pidato tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa pidato Prabowo tidak hanya menegaskan komitmen Indonesia terhadap multilateralisme dan isu-isu kemanusiaan global, tetapi juga memperkuat posisi diplomasi Indonesia melalui penggunaan ethos, pathos, dan logos. Pidato ini membingkai isu Palestina, ketahanan pangan, dan perubahan iklim sebagai tantangan universal yang membutuhkan solidaritas global. Penelitian ini menegaskan bahwa komunikasi politik di forum internasional dapat menjadi instrumen strategis untuk membangun legitimasi dan memperkuat citra bangsa.