Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis resistensi pegawai dalam penerapan disiplin kerja pada Kantor Kecamatan Mazo Kabupaten Nias Selatan. Resistensi pegawai merupakan tantangan besar dalam upaya meningkatkan disiplin kerja di lingkungan pemerintahan yang dapat menghambat produktivitas dan kualitas pelayanan publik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap 6 informan yang terdiri dari Camat, Sekretaris Camat, Kepala Seksi, pegawai administrasi, dan tokoh masyarakat. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resistensi pegawai dalam meningkatkan disiplin kerja bukan merupakan penolakan mutlak, melainkan lebih disebabkan oleh faktor adaptasi terhadap perubahan budaya kerja. Faktor-faktor penyebab resistensi meliputi kebiasaan lama yang sulit diubah, kurangnya komunikasi efektif antara pimpinan dan pegawai, lemahnya sistem pengawasan dan sanksi, kekhawatiran pegawai terhadap dampak ekonomi, serta kurangnya motivasi dan kejelasan pembagian tugas. Resistensi ini berdampak pada kualitas pelayanan publik dimana masyarakat mengapresiasi keramahan pegawai namun masih mengkritik keterlambatan dan kurangnya konsistensi layanan. Untuk mengatasi resistensi, diperlukan pendekatan menyeluruh melalui kepemimpinan yang konsisten dan memberikan keteladanan, komunikasi dua arah yang efektif, pelibatan aktif pegawai dalam pengambilan keputusan, sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan, serta evaluasi kinerja yang adil dan transparan. Dengan pendekatan yang bijak dan komitmen bersama dari seluruh komponen organisasi, transformasi menuju budaya kerja yang lebih disiplin dan produktif sangat mungkin terwujud untuk meningkatkan kinerja internal organisasi dan kualitas pelayanan publik.