Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Majalah Kedokteran Bandung PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Thaib, Subhan
Unknown Affiliation
Medicine & Pharmacology Public Health

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

 1 
Tension Band Wiring for Chronic Acromioclavicular Joint Dislocations Rockwood Type III/ISAKOS Type IIIB Thaib, Subhan; Ramdani, Setiyo
Majalah Kedokteran Bandung Vol 57, No 3 (2025)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15395/mkb.v57.4165

Abstract

Acromioclavicular joint (ACJ) dislocations account for 10% of shoulder injuries, with Rockwood type III being the most common. Despite its prevalence, there is no consensus regarding a gold standard surgical treatment for chronic ACJ dislocations. tients often delay seeking medical attention during the chronic phase, during which soft tissue healing capacity significantly declines. A 30-year-old male presented with persistent shoulder pain and restricted elevation two months after a motorcycle accident. The patient initially sought alternative treatment, later developed chronic pain and an inability to elevate the shoulder. Physical and radiograph examinations revealed a Rockwood type III ACJ dislocation. After treatment with the tension band wiring (TBW) technique, functional outcomes were assessed using the Disabilities of The Arm, Shoulder and Hand (DASH) and Constant scores. The Constant score improved from 61 to 92 and while the DASH score decreased from 45 to 5 in 3 months and 2 weeks post-operation. International Society of Arthroscopy, Knee Surgery and Orthopaedic Sports Medicine (ISAKOS) subdivided Rockwood Type III injuries into IIIA (stable) and IIIB (unstable), with type IIIB requiring surgical treatment. Several studies suggested that mechanical stabilization with biological augmentation is sufficient in neglected cases. However, this technique is expensive and required specialized skill and expertise in shoulder arthroscopy. To overcome this challenge, TBW has emerged as a cost-effective and straightforward surgical technique that enables faster rehabilitation and provides a stable, pain-free shoulder without postoperative complications. It may serve as a viable treatment option, particularly in resource-limited or rural settings.
POSTERIOR TIBIALIS TENDON TRANSFER PADA PASIEN DENGAN DROP FOOT : LAPORAN KASUS Thaib, Subhan; Akbar, Fikri
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 2 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i2.33284

Abstract

Drop foot, merupakan kelainan muskuloskeletal dengan kondisi dimana pasien tidak dapat melakukan gerakan dorsofleksi dan eversi pada kaki. Penyebab tersering dari drop foot adalah cedera saraf peroneal komunis. Teknik transfer tendon tibialis posterior merupakan penatalaksanaan yang paling umum digunakan untuk mengatasi drop foot, dan merupakan pilihan prosedur operasi yang dapat digunakan. Penggunaan fiksasi dengan screw dalam penyambungan tendon langsung ke tulang adalah teknik operasi yang biasa dilakukan. Laporan ini bertujuan untuk menunjukkan dan menggambarkan hasil dari penggunaan cancellous screw dengan washer untuk mengatasi drop foot. Seorang laki-laki berusia 49 tahun datang dengan keluhan adanya kelemahan di bagian kaki kirinya disertai dengan nyeri, dan kebas. Gejala ini muncul setelah pasien mengalami riwayat trauma berupa kecelakaan bermotor. Pada pemeriksaan fisik menunjukkan adanya gangguan pergerakan kaki yang terbatas, ketidak mampuan untuk dorsofleksi kaki, dan gaya berjalan menyeret atau stepping gait. Hasil pemeriksaan EMG mengkonfirmasi adanya neuropati motorik pada saraf peroneal dan tibialis kiri. Teknik transfer tendon tibialis posterior adalah prosedur bedah yang digunakan sebagai tatalaksana drop foot. Setelah tiga bulan evaluasi pascaoperasi terjadi peningkatan dari skor Stanmore Drop Foot Assesment Quisioner. Prosedur transfer tendon tibialis posterior dengan teknik fiksasi screw dapat menjadi salah satu pilihan pengobatan yang dapat diandalkan dan menghasilkan hasil outcome pasien yang lebih baik dalam mengatasi drop foot
Co-Authors AKBAR, FIKRI Ramdani, Setiyo