Syawal, Mhd
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kedudukan Hibah Laleh Sebagai Bukti Kepemilikan Harta Pusaka Tinggi Menurut Ketentuan Adat Minangkabau Syawal, Mhd; Syuryani, Syuryani
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 11 No 9.B (2025): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Harato Pusako adalah harta benda yang dimiliki oleh suatu kaum dan diwariskan secara turun temurun secara matrilineal, pewarisan ini berlaku secara estafet di dalam suatu kaum. Terhadap harato pusako ini berlaku kaidah jua indak dimakan bali, gadai indak dimakan sando. Harato pusako tinggi dapat dipindahkan kepemilikannya melalui hibah laleh. Hibah Laleh merupakan salah satu bentuk dari pengalihan hak guna harato pusako tinggi dalam kaum di Minangkabau. Pemberian hibah laleh ini biasanya didasari oleh alasan anak yang hidup dalam kesulitan ekonomi dan tidak memiliki kesempatan untuk menggarap harato pusako kaumnya. Penyebab hal tersebut diantaranya adalah jumlah anggota kaum si anak atau harato pusako tinggi yang memiliki jumlah terbatas. Oleh karena ini, maka terhadap anak dengan kondisi demikian dapat dilakukan penghibahan dalam bentuk hibah laleh dalam bentuk sawah, ladang, atau tanah kavling (saparumahan). Secara aturan adat Minangkabau, tidak terdapat suatu aturan khusus yang mengatur pengadministrasian peralihan hak yang dimaksud. Namun ketetapan tersebut diungkapkan melalui petatah-petitih yang berkembang dalam masyarakat adat, yang berbunyi basuluah jo matoari, bagalanggang di mato urang banyak dan warih nan bajawek, pitaruah nan batarimo. Apabila terjadi sengketa di kemudian hari terhadap objek dari hibah laleh maka seluruh pihak yang telah menyaksikan dan menghadiri proses peralihan hak atas objek hibah akan menjadi saksi atas kebenaran dari keberadaan proses penghibahan tersebut.