Neuropati perifer pada penderita diabetes melitus yang dapat menimbulkan gejala khas yaitu parastesia distal, kaki terasa dingin, nyeri seperti terbakar atau seperti tertusuk-tusuk. Salah satu dampaknya adalah penurunan sensasi sensori dan berpeluang mengalami luka di daerah kaki. Salah satu pengukuran untuk menilai gangguan sirkulasi darah keperifer adalah dilakukannya pengukuran Ankle Brachial Index (ABI). Salah satu latihan yang efektif dan dianjurkan bagi penderita DM adalah latihan range of motion (ROM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ROM terhadap pencegahan neuropati sensorik. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif desain quasi eksperiment pre post test design with control groups. Sampel penelitian adalah pasien Diabetes Melitus yang diambil secara purposive sampling, jumlah sampel yang digunakan adalah 18 responden dalam kelompok intervensi (diberikan ROM) dan 18 responden dalam kelompok kontrol (diberikan booklet tetapi tidak diberikan ROM. Pengukuran ABI dan sensitivitas kaki pemberian intervensi, kemudian diukur kembali setelah intervensi dilakukan 3 kali seminggu selama 2 minggu. Penelitian ini menggunakan uji analisis uji T dan wilcoxon test yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dengan uji shapiro wilk. Rata – rata nilai ABI pada kelompok intervensi sebelum dilakukan intervensi ROM adalah 0,82 dengan standar deviasi 0,11, dan rata – rata nilai ABI setelah dilakukan intervensi ROM adalah 0,915 dengan standar deviasi 0,14. Rata – rata nilai sensitivitas kaki pada kelompok intervensi sebelum dilakukan intervensi ROM adalah 8,00 dengan standar deviasi 2,14, dan rata – rata nilai sensitivitas kaki setelah dilakukan intervensi ROM adalah 10,33 dengan standar deviasi 1,75. Kesimpulan terdapat pengaruh ROM terhadap pencegahan sensitivitas sensorik.