Abstrak Stunting merupakan masalah gizi kronis yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia dan pembangunan bangsa. Di Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, prevalensi stunting masih tinggi dengan 69 balita sangat pendek dan 364 balita pendek pada tahun 2020. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai gizi, sanitasi, dan pola asuh menjadi faktor penghambat utama pencegahan. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan kesehatan dengan desain pretest-posttest. Materi mencakup pengertian stunting, faktor risiko, serta dampak jangka panjang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan, lalu dianalisis dengan uji berpasangan. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan skor pengetahuan peserta setelah penyuluhan. Dampak PkM ini adalah meningkatnya pemahaman masyarakat mengenai gizi seimbang, ASI eksklusif, dan sanitasi layak, serta tumbuhnya motivasi untuk memanfaatkan potensi pangan lokal dalam pencegahan stunting. Dengan demikian, metode pretest-posttest dapat menjadi alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan edukasi kesehatan dalam menurunkan risiko stunting di wilayah dengan prevalensi tinggi. Kata kunci: stunting; pendidikan kesehatan; pre test-post test; produk lokal; pengetahuan masyakarat tasikmalaya. AbstractStunting is a chronic nutritional problem that impacts the quality of human resources and national development. In Sukaratu District, Tasikmalaya Regency, the prevalence of stunting remains high, with 69 very short toddlers and 364 stunted toddlers in 2020. Low public knowledge about nutrition, sanitation, and parenting is a major barrier to prevention. This activity aims to increase public knowledge through health education using a pretest-posttest design. The material covered the definition of stunting, risk factors, and long-term impacts. Data were collected using questionnaires before and after the education, then analyzed using a paired t-test. The results showed a significant increase in participants' knowledge scores after the education. The impact of this Community Service Program (PKM) was an increased public understanding of balanced nutrition, exclusive breastfeeding, and proper sanitation, as well as a growing motivation to utilize local food potential in stunting prevention. Thus, the pretest-posttest method can be an appropriate evaluation tool to measure the success of health education in reducing the risk of stunting in areas with high prevalence. Keywords: stunting; health education; pre test-post test; local product; community knowledge in tasikmalaya.