<![CDATA[Perubahan sistem pendidikan di era transformasi digital telah membawa dampak signifikan terhadap perilaku peserta didik, termasuk menurunnya sensitivitas terhadap nilai-nilai etika akademik. Fenomena plagiarisme, manipulasi data, kurangnya tanggung jawab akademik, dan lemahnya integritas pribadi menjadi tantangan serius yang perlu segera direspon oleh dunia pendidikan. Dalam konteks ini, internalisasi karakter pendidikan menjadi strategi fundamental untuk membangun kembali kesadaran etis di lingkungan akademik. Pendidikan karakter tidak hanya sekedar penguatan nilai moral, tetapi juga proses membentuk sikap, perilaku, dan kebiasaan yang mencerminkan integritas, kejujuran, kedisiplinan, serta rasa tanggung jawab. Artikel ini membahas pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai karakter secara sistemik dalam kurikulum, aktivitas pembelajaran, serta budaya akademik di lembaga pendidikan. Penanaman nilai-nilai seperti jujur, adil, tanggung jawab, toleransi, serta cinta ilmu harus menjadi bagian dari proses pendidikan sejak dini hingga jenjang tinggi. Internalisasi ini dapat dilakukan melalui pendekatan kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler secara konsisten dan konsisten. Dalam era transformasi pendidikan berbasis digital, karakter pendidikan harus dikembangkan secara adaptif, dengan memanfaatkan teknologi sebagai sarana memperkuat etika akademik, bukan hanya memperlemah. Dengan demikian, penguatan nilai etika akademik melalui karakter pendidikan merupakan kunci strategi untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang bermoral, beradab, dan berdaya saing.]]>
