Oktapiyana, Latipah
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Eksistensi Tradisi Betangas Pra Pernikahan Masyarakat di Desa Lawang Agung Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara Oktapiyana, Latipah; Isbandiyah, Isbandiyah; Sari, Ratna
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.32421

Abstract

Tradisi betangas merupakan ritual mandi uap tradisional yang dijalankan oleh masyarakat Desa Lawang Agung, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara, khususnya dalam rangkaian pra pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses pelaksanaan, makna simbolik, serta eksistensi sosial-spiritual tradisi betangas dalam konteks modernitas. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode etnografi partisipatif, data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi terhadap tokoh adat, calon pengantin, serta masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa betangas bukan hanya bentuk pembersihan fisik, tetapi juga ritual penyucian batin yang menandai kesiapan spiritual calon pengantin. Selain sebagai simbol transisi menuju kehidupan rumah tangga, tradisi ini memperkuat identitas budaya dan mempererat hubungan sosial dalam komunitas. Di tengah arus globalisasi, betangas tetap eksis sebagai bentuk resistensi budaya dan mekanisme transmisi nilai-nilai lokal. Penelitian ini menegaskan pentingnya pelestarian tradisi betangas sebagai warisan budaya yang hidup, dan merekomendasikan integrasinya dalam pendidikan budaya lokal melalui kebijakan pemerintah dan peran aktif tokoh adat.Betangas is a traditional steam-bathing ritual practiced by the community of Lawang Agung Village, Rupit District, North Musi Rawas Regency, particularly as part of pre-wedding ceremonies. This study aims to describe the implementation process, symbolic meaning, and the socio-spiritual existence of the betangas tradition within the context of modern society. Employing a descriptive qualitative approach with participatory ethnographic methods, data were collected through observation, in-depth interviews, and documentation with cultural elders, prospective brides/grooms, and local residents. The findings reveal that betangas is not merely a physical cleansing practice, but a sacred ritual representing inner purification and spiritual readiness for marriage. Beyond marking a transition into married life, the ritual reinforces cultural identity and strengthens community cohesion. Amidst globalization, betangas endures as a symbol of cultural resistance and a vehicle for transmitting indigenous values. This study highlights the significance of preserving betangas as a living cultural heritage and recommends its integration into local cultural education through governmental policy and the active role of traditional leaders..