Nabila, Keizha Allysia
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pengaplikasian Radiografi Periapikal pada Perawatan Saluran Akar : Studi Telaah Literatur Malau, Jennifer Lois Violita; Nabila, Keizha Allysia; Harrista, Widiani; Ginting, Regina Amara; Putri, Tassa Kusuma Arya; Keshena, Jatu Rachel
Acta Odontologica Indonesia 2025: December (Article in Press)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/actodont.28211

Abstract

Latar Belakang: Radiografi periapikal merupakan alat pencitraan penting dalam praktik endodontik karena kemampuannya menampilkan anatomi saluran akar dan jaringan periapikal secara rinci, dengan biaya rendah dan dosis radiasi minimal. Meskipun teknologi pencitraan seperti Cone-Beam Computed Tomography (CBCT) telah berkembang pesat dan menawarkan visualisasi tiga dimensi yang lebih lengkap, radiografi periapikal tetap menjadi pilihan utama dalam praktik sehari-hari karena efektivitasnya yang tinggi dalam diagnosis dan evaluasi perawatan saluran akar (PSA). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara sistematis pengaplikasian radiografi periapikal dalam PSA, serta membandingkan efektivitas dan ketelitiannya dengan CBCT sebagai teknologi pencitraan modern. Metode: Studi ini merupakan studi telaah literatur yang dilakukan selama 14 hari dengan penelusuran artikel melalui database PubMed dan ScienceDirect, menggunakan kata kunci yang relevan. Artikel yang dianalisis dipilih berdasarkan kriteria inklusi seperti tahun publikasi, relevansi topik, serta metodologi yang sesuai. Hasil: Hasil telaah menunjukkan bahwa radiografi periapikal sangat efektif digunakan dalam tahap diagnosis, penentuan panjang kerja, evaluasi obturasi, dan tindak lanjut pasca PSA. Meskipun CBCT memberikan keunggulan dalam mendeteksi saluran aksesori, fraktur akar, dan lesi tersembunyi dengan sensitivitas lebih tinggi, teknologi ini memiliki kekurangan berupa biaya tinggi, dosis radiasi lebih besar, dan potensi overdiagnosis. Radiografi periapikal tetap menunjukkan reliabilitas tinggi bila digunakan dengan teknik yang benar. Kesimpulan: Radiografi periapikal efektif dalam seluruh tahap PSA dan tetap menjadi modalitas utama karena akurat, terjangkau, dan rendah radiasi. CBCT lebih unggul dalam kasus kompleks, namun penggunaannya harus selektif sesuai prinsip ALADA-IP. Pemilihan pencitraan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan klinis, efektivitas, dan efisiensi biaya.