p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Social Empirical
Ramadani Fitriyah Harahap
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Media Sosial Sebagai Sarana Kritik Masyarakat Terkait Paslon Gubernur di Sumatera Barat Maharani, Nurhaliza; Qavka Navisa; Muhammad Rizki Alvarizi; Nurida Wita; Ramadani Fitriyah Harahap; Hasmira, Mira Hasti; Novia Amirah Azmi; AB Sarca Putera
Social Empirical Vol. 1 No. 2 (2024): Social Empirical: Prosiding Berkala Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/scemp.v1i2.38

Abstract

Penelitian ini membahas tentang peran media sosial sebagai sarana ataupun alat bagiĀ  masyarakat dalam menyampaikan kritik. Berdasarkan perspektif teori media kritik yang diusulkan oleh Frankfurt School, media itu tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyampaian informasi saja, akan tetapi juga berfungsi sebagai agen tertentu yang dapat membantu dan membentuk kesadaran sosial dan politik. Media sosial dianggap sebagai platform yang efektif untuk menyampaikan kritik dan aspirasi masyarakat, karena di media sosial siapapun bisa berkritik tanpa diketahui identitas sekalipun, terutama dalam kegiatan politik yang kompetitif seperti pilkada. Melalui pendekatan studi pustaka serta wawancara dengan beberapa mahasiswa, ditemukan bahwa media sosial memfasilitasi partisipasi politik masyarakat dengan cara menyediakan ruang untuk kritik publik terhadap kandidat. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa media sosial menjadi alat yang dapat memengaruhi persepsi atau pandangan politik publik dan membantu masyarakat dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini juga berfokus pada bagaimana media sosial meskipun sering sekali menjadi sarana informasi, media sosial tetap berperan penting dalam mengungkapkan suara masyarakat yang tidak terdengar oleh media konvensional.
Dampak Pembangunan Pasar Raya Fase VII dalam Mewujudkan Ketertiban Berdagang Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar Raya Padang Ramadani Fitriyah Harahap; Pujawulan Dari; Delmira Syafrini; Mutia Puspita Sari; Stefani Karina Syafitri; Nur Aini
Social Empirical Vol. 2 No. 1 (2025): Social Empirical: Prosiding Berkala Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/scemp.v2i1.61

Abstract

Pembangunan Pasar Raya Fase VII di Kota Padang merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memodernisasi pasar tradisional. Tujuannya adalah menciptakan pasar yang lebih rapi, bersih, dan efisien. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana dampak pembangunan pasar raya fase VII dalam mewujudkan ketertiban berdagang pedagang kaki lima (PKL) di pasar paya padang.Teori yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian ini adalah teori modernisasi oleh Walt Whitman Rostow. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis studi kasus. Pengumpulan Informan menggunakan teknikĀ  purposive sampling, informan dalam penelitian ini berjumlah tiga orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dilakukan secara langsung di pasar raya untuk melihat kondisi pasar raya fase VII dan aktivitas para PKL. Selanjutnya wawancara mendalam dilakukan dengan para informan guna untuk mengatahui bagaimana pandangan mereka terhadap proses dan dampak dari pembangunan pasar raya fase VII dan studi dokumentasi terhadap arsip, foto. Selain itu, peneliti juga mengambil beberapa dokumentasi untuk menguatkan data informasi seperti foto, arsip, dan dokumen kebijakan terkait pembangunan pasar. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif dari Miles dan Huberman melalui empat tahap analisis yaitu, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dampak pembangunan pasar raya fase VII telah terjadi peningkatan akses pembangunan pasar raya fase VII, gangguan lingkungan penataan pasar raya fase VII dan penurunan pendapatan akibat relokasi pedagang ke gedung pasar raya fase VII.