Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis varian bahasa yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI Sekolah Menengah Atas (SMA), serta bagaimana varian tersebut memengaruhi proses pembelajaran. Varian bahasa yang dimaksud mencakup ragam bahasa formal, informal, dialek daerah, serta bahasa gaul yang kerap muncul dalam interaksi antara guru dan siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi kelas, wawancara dengan guru dan siswa, serta analisis dokumen berupa bahan ajar dan catatan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran, guru cenderung menggunakan ragam bahasa formal sebagai bentuk penegasan norma bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia baku. Namun, siswa sering kali merespons menggunakan ragam informal dan bahasa gaul, yang mencerminkan kebiasaan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari mereka. Fenomena ini menunjukkan adanya kesenjangan antara bahasa yang digunakan dalam konteks pendidikan dan bahasa yang berkembang dalam masyarakat. Meskipun demikian, interaksi yang fleksibel dan adaptif dari guru mampu menjembatani kesenjangan tersebut, sehingga proses pembelajaran tetap berlangsung efektif. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memahami berbagai varian bahasa yang ada dan mengelolanya secara bijak agar pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya bersifat normatif, tetapi juga komunikatif dan kontekstual. Penelitian ini merekomendasikan perlunya pelatihan kebahasaan bagi pendidik agar mampu mengintegrasikan variasi bahasa ke dalam proses belajar-mengajar secara produktif.