Empati merupakan kompetensi sosio-emosional krusial yang perlu dikembangkan sejak dini sebagai fondasi perilaku pro-sosial dan hubungan interpersonal yang sehat dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Penelitian ini dilaksanakan dalam konteks program KKN Tematik Literasi Universitas Hasanuddin sebagai studi percontohan yang mengintegrasikan metode berbasis pembacaan buku cerita dan pembelajaran berbasis proyek taktil kolaboratif untuk menumbuhkan empati pada siswa sekolah dasar. Desain penelitian menggunakan kuasi-eksperimental one-group pre-test-post-test dengan melibatkan 16 siswa kelas VI di SDN Inpres 106 Takalar 1. Intervensi berdurasi tiga jam ini mencakup pembacaan cerita interaktif Kode Rahasia Persahabatan yang menampilkan tokoh anak tunanetra, diskusi terpandu, dan proyek kelompok membuat alfabet Braille. Empati diukur dengan kuesioner 15 item yang menilai tiga komponen: kognitif, afektif, dan pro-sosial. Analisis Paired Samples T-Test terhadap skor total empati tidak menunjukkan perubahan signifikan (t(15) = −1.303, p = .212). Namun, analisis sekunder menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test mengungkapkan peningkatan signifikan pada empati afektif (Z = −2.722, p = .006), sedangkan empati kognitif (p = .565) dan pro-sosial (p = .561) tidak mengalami perubahan. Temuan ini menegaskan bahwa intervensi singkat berbasis narasi emosional dan pengalaman taktil memiliki potensi khusus dalam menstimulasi empati afektif, meskipun belum cukup untuk mengubah empati secara holistik. Sebagai studi percontohan, penelitian ini juga memvalidasi kelayakan protokol intervensi yang inklusif, sekaligus memberikan dasar empiris bagi pengembangan penelitian lanjutan dalam skala yang lebih besar dan berkelanjutan.