Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh video pembelajaran interaktif berbasis animasi dalam Pendidikan Agama Islam terhadap pengembangan karakter siswa yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran dengan desain eksplanatori sekuensial, yang menggabungkan analisis kuantitatif dan kualitatif untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif. Data kuantitatif dikumpulkan melalui angket dan tes hasil belajar dari 50 siswa di SD Inpres Mannurukki dan SD Inpres Bontobila. Pemilihan kedua sekolah ini didasarkan pada kondisi geografisnya yang berdekatan, sehingga memungkinkan perbandingan untuk mengidentifikasi kesenjangan atau kesamaan dalam penerapan media teknologi pada PAI. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan inferensial (korelasi Pearson/Spearman). Hasil analisis kuantitatif menunjukkan tidak ada korelasi yang signifikan antara penggunaan media berbasis teknologi dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam yang berorientasi pada pengembangan karakter Pancasila, dengan koefisien korelasi sebesar -0,096 dan nilai signifikansi sebesar 0,507. Temuan ini justru memberikan kontribusi penting, yang mengindikasikan bahwa teknologi saja tidak cukup untuk membentuk karakter tanpa diperkuat oleh peran guru dan pendekatan humanis. Sementara itu, temuan kualitatif dari wawancara mendalam dengan dua guru dan siswa mengungkapkan bahwa meskipun media teknologi dinilai menarik, efektivitasnya dalam membentuk karakter masih terbatas. Peran guru sebagai panutan, diskusi langsung, dan konteks sosial terbukti lebih dominan dalam menginternalisasi nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, media berbasis teknologi perlu diintegrasikan secara bijaksana ke dalam strategi pembelajaran yang menekankan pendekatan humanis dan kontekstual. ______________________________________________________________________________________ This study aims to analyze the influence of interactive animation-based learning videos in Islamic Religious Education on students’ character development grounded in Pancasila values. The research employed a mixed-method approach with a sequential explanatory design, combining quantitative and qualitative analyses to obtain a comprehensive understanding. Quantitative data were collected through questionnaires and learning achievement tests administered to 50 students from SD Inpres Mannurukki and SD Inpres Bontobila. These two schools were selected based on their geographical proximity, allowing for a comparative analysis to identify gaps or similarities in the implementation of technology-based media in Islamic Religious Education (PAI). The data were analyzed using descriptive and inferential statistics (Pearson/Spearman correlation). The quantitative findings indicated no significant correlation between the use of technology-based media and learning outcomes in Islamic Religious Education oriented toward Pancasila character development, with a correlation coefficient of -0.096 and a significance value of 0.507. This finding provides an important insight, suggesting that technology alone is insufficient to shape character without being reinforced by the teacher’s role and a humanistic approach. Meanwhile, qualitative findings from in-depth interviews with two teachers and students revealed that although technology-based media were considered engaging, their effectiveness in shaping character remained limited. The teacher’s role as a role model, direct discussions, and social context proved to be more influential in internalizing Pancasila values. Therefore, technology-based media should be integrated wisely into learning strategies that emphasize humanistic and contextual approaches.