Desa Pempatan di Kabupaten Karangasem, Bali, memiliki potensi besar dalam budidaya alpukat, namun masih menghadapi kendala dalam pencatatan dan pemantauan tanaman yang sebagian besar dilakukan secara manual. Kondisi ini menyebabkan rendahnya efisiensi dan akurasi data dalam pengelolaan kebun. Program pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan digitalisasi pencatatan serta kemandirian petani melalui penerapan teknologi Smart Tree Tagging berbasis Barcode dan Near Field Communication (NFC) yang terintegrasi dengan Dashboard Smart Farm Warmadewa dan sistem kecerdasan buatan. Metode pelaksanaan meliputi lima tahapan: sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan, dan evaluasi keberlanjutan, dengan melibatkan 16 ketua kelompok tani sebagai responden utama. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam kemandirian pencatatan digital, di mana 56,25% responden yang sebelumnya belum melakukan pencatatan kini beralih menggunakan sistem digital, dan 25% di antaranya mampu mencatat secara mandiri. Sebanyak 31 unit Smart Tree Tagging berhasil dipasang pada pohon alpukat dengan integrasi data mikroklimat (suhu 16,98°C, kelembapan 93%, dan kecepatan angin 1,45 m/s). Model AI Gemma 3:1B menghasilkan rekomendasi adaptif terkait kesehatan pohon, penggunaan pestisida, serta pengelolaan lingkungan. Evaluasi menunjukkan 81,25% responden menilai sistem ini sangat membantu dalam efisiensi pencatatan dan transparansi data. Teknologi ini berpotensi direplikasi ke desa lain sebagai model pertanian cerdas (smart agriculture) yang berkelanjutan.