Program Kampung Olahraga Rakyat dilaksanakan sebagai upaya menjawab rendahnya partisipasi masyarakat dalam berolahraga, menurunnya kebugaran jasmani, serta terpinggirkannya olahraga tradisional akibat arus modernisasi. Tujuan kegiatan ini adalah menghidupkan kembali olahraga tradisional Lombok, seperti peresean, begasingan, dan selodor, agar berfungsi ganda sebagai sarana peningkatan kesehatan, pelestarian budaya, dan penguatan solidaritas sosial. Metode yang digunakan meliputi pendekatan partisipatif, kultural, dan kolaboratif dengan melibatkan masyarakat Desa Bagik Payung Selatan, Kecamatan Suralaga. Tahapan kegiatan terdiri dari observasi, wawancara, sosialisasi, implementasi latihan rutin, lomba antar-RT, hingga festival mini desa. Evaluasi dilakukan melalui pencatatan partisipasi, tes kebugaran sederhana, forum refleksi, serta pembentukan komunitas penggerak dan penyusunan modul panduan. Hasil pengabdian menunjukkan peningkatan jumlah peserta dari 25 menjadi lebih dari 60 orang, disertai perbaikan kebugaran seperti ketahanan, kelincahan, dan koordinasi. Dampak sosial juga terlihat pada penguatan interaksi lintas generasi, solidaritas, dan nilai gotong royong. Kendala fasilitas dapat diatasi melalui komunitas penggerak. Dengan demikian, revitalisasi olahraga tradisional terbukti mendukung kesehatan, persatuan sosial, dan pelestarian budaya, serta berpotensi direplikasi di wilayah lain.