Suprapto , I Nyoman Arto
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Strategi Promosi dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Pasca Covid-19 Melalui Instagram Lusia , Lulu Debi; Suprapto , I Nyoman Arto; Nova , Muhamad
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 2 No. 6 (2023): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v2i6.446

Abstract

Strategi promosi terhadap suatu daya tarik wisata sangat penting dilakukan dalam mengembangkan daya tarik wisata tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi promosi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan pasca covid-19 di Saung Angklung Udjo, mengetahui kelebihan dan kendala dalam menggunakan Instagram sebagai media promosi dan strategi pengembangan promosi melalui Instagram. Pada penelitian ini, Terdapat tiga teknik pengumpulan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini dijabarkan oleh penulis dengan menggunakan metoda deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini akan menunjukan strategi promosi dalam meningkatkan kunjungan wisatawan melalui Instagram yang sudah dilakukan oleh Saung Angklung Udjo yaitu mengikuti trend berdasarkan , memanfaatkan fitur feed, story dan reels, dan berkolaborasi dengan media lain. Kelebihan Instagram yaitu dapat memperkenalkan wisata edukasi kepada generasi milenials. Kendala Saung Angklung Udjo dalam menggunakan Instagram sebagai media promosi adalah manajemen sumberdaya manusia dan keterbatasan alat. Strategi pengembangan promosi melalui Instagram menurut sosial media expert yaitu harus mengerti konten pillarnya berdasarkan prinsip sosial media, membuat konten yang menarik dan mengukuti trend pada Instagram juga memperhatikan algoritma Instagram. Maka dapat disimpulkan Instagram dapat menjadi sebuah platform untuk mempromosikan edukasi wisata Saung Angklung Udjo. Oleh karenanya promosi melalui Instagram dapat membantu meningkatkan kunjungan wisatawan di Saung Angklung Udjo. The promotion strategy of a tourist attraction is very important in developing the tourist attraction. This study aims to examine the promotion strategy for increasing tourist visitation post pandemic of covid-19 at Saung Angklung Udjo, to find out the advantages and constraints of using Instagram as a promotional medium, and strategies for developing promotions through Instagram. In this study, there are three collections of data collection: interviews, observations, and documentation. The analysis of the data in the initial research by the author is done using descriptive methods. The results of this study will show promotional strategies in increasing tourist visits through Instagram that have been carried out by Saung Angklung Udjo, namely following trends based on behavior, utilizing feed, story, and reels features, and collaborating with other media. The advantage of Instagram is that it can introduce educational tours to the millennial generation. Saung Angklung Udjo's obstacle in using Instagram as a promotional media is human resource management and limited tools. The strategy for developing promotion through Instagram according to social media experts relies on understanding the pillar content based on the principles of social media, create interesting content and follow trends on Instagram as well as pay attention to the Instagram algorithm. So it can be concluded that Instagram can be a platform to promote tourism education at Saung Angklung Udjo. Therefore promotions through Instagram can help increase tourist visits at Saung Angklung Udjo.
Fenomena Wisata Minat Khusus Berbasis Pink Tourism: Studi Kasus Wullur , Sarah Geraldine; Suprapto , I Nyoman Arto; Pranatayana , Ida Bagus Gde
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 2 No. 9 (2023): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v2i9.559

Abstract

Bali sebagai destinasi wisata dunia telah dikenal oleh berbagai kalangan tidak terkecuali bagi komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender). Meski dikenal dengan pariwisata dengan pariwisata budaya, fenomena pink tourism atau pariwisata LGBT muncul dan hidup bersama dengan masyarakat Desa Adat Seminyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kemunculan fenomena pink tourism di Mixwell Bar di Seminyak, serta melihat persepsi Pemerintah Daerah dan masyarakat Desa Adat Seminyak menanggapi fenomena tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif secara deskriptif dengan teknik snowball sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa fenomena pink tourism muncul sebab adanya kebutuhan bagi wisatawan LGBT untuk dapat berwisata tanpa menerima diskriminasi oleh lingkungan sekitar. Seminyak sebagai sebuah kawasan wisata yang sangat berkembang, memiliki sebuah tempat yang dikenal sebagai gay bar dan dipercayai mewadahi komunitas LGBT yang bernama Mixwell Bar. Hal ini yang mendorong wisatawan LGBT berbondong-bondong mendatangi Seminyak demi mendapatkan kebebasan yang mereka inginkan. Pemerintah Daerah menganggap bahwa aktivitas pink tourism tidak selaras dengan konsep pariwisata Bali berbasis budaya. Namun di satu sisi lainnya, masyarakat menilai wisatawan LGBT sebagai pendongkrak ekonomi melalui bidang pariwisata, tetapi tidak mengakui komunitas tersebut sebagai manusia yang benar. Berdasarkan penelitian ini, peneliti berharap informasi yang telah diperoleh dapat dipertimbangkan untuk kebijakan pariwisata Bali kedepannya. Bali as a global destination has been recognized by various of people including the LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) community. Despite of being known for its cultural tourism, the pink tourism phenomenon exists and lives together along with the locals of Seminyak village. This research aims to discover the existence of pink tourism at Mixwell Bar in Seminyak as well as the perception from the locals and the government toward the happening phenomenon. This qualitative-descriptive research used snowball sampling to determine the population. The result shows that the pink tourism phenomenon exists due to the motivation from LGBT community to aim freedom of travelling without any discriminations toward them. Seminyak as a developing tourist area, has a gay bar that is considered as a safe place for the LGBT community, and is called Mixwell Bar. This motivates the LGBT community to visit Seminyak in order to get the freedom they need. The government confirmed that pink tourism is not in line with the cultural tourism in Bali. However, the locals see the LGBT tourists as economic stimulus through tourism industry, but do not acknowledge them to have a legal behavior. The researchers hope that the information provided could be a consideration for Bali tourism policy in the future.
Strategi Promosi dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Pasca Covid-19 Melalui Instagram Lusia , Lulu Debi; Suprapto , I Nyoman Arto; Nova , Muhamad
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 2 No. 6 (2023): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v2i6.446

Abstract

Strategi promosi terhadap suatu daya tarik wisata sangat penting dilakukan dalam mengembangkan daya tarik wisata tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi promosi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan pasca covid-19 di Saung Angklung Udjo, mengetahui kelebihan dan kendala dalam menggunakan Instagram sebagai media promosi dan strategi pengembangan promosi melalui Instagram. Pada penelitian ini, Terdapat tiga teknik pengumpulan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini dijabarkan oleh penulis dengan menggunakan metoda deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini akan menunjukan strategi promosi dalam meningkatkan kunjungan wisatawan melalui Instagram yang sudah dilakukan oleh Saung Angklung Udjo yaitu mengikuti trend berdasarkan , memanfaatkan fitur feed, story dan reels, dan berkolaborasi dengan media lain. Kelebihan Instagram yaitu dapat memperkenalkan wisata edukasi kepada generasi milenials. Kendala Saung Angklung Udjo dalam menggunakan Instagram sebagai media promosi adalah manajemen sumberdaya manusia dan keterbatasan alat. Strategi pengembangan promosi melalui Instagram menurut sosial media expert yaitu harus mengerti konten pillarnya berdasarkan prinsip sosial media, membuat konten yang menarik dan mengukuti trend pada Instagram juga memperhatikan algoritma Instagram. Maka dapat disimpulkan Instagram dapat menjadi sebuah platform untuk mempromosikan edukasi wisata Saung Angklung Udjo. Oleh karenanya promosi melalui Instagram dapat membantu meningkatkan kunjungan wisatawan di Saung Angklung Udjo. The promotion strategy of a tourist attraction is very important in developing the tourist attraction. This study aims to examine the promotion strategy for increasing tourist visitation post pandemic of covid-19 at Saung Angklung Udjo, to find out the advantages and constraints of using Instagram as a promotional medium, and strategies for developing promotions through Instagram. In this study, there are three collections of data collection: interviews, observations, and documentation. The analysis of the data in the initial research by the author is done using descriptive methods. The results of this study will show promotional strategies in increasing tourist visits through Instagram that have been carried out by Saung Angklung Udjo, namely following trends based on behavior, utilizing feed, story, and reels features, and collaborating with other media. The advantage of Instagram is that it can introduce educational tours to the millennial generation. Saung Angklung Udjo's obstacle in using Instagram as a promotional media is human resource management and limited tools. The strategy for developing promotion through Instagram according to social media experts relies on understanding the pillar content based on the principles of social media, create interesting content and follow trends on Instagram as well as pay attention to the Instagram algorithm. So it can be concluded that Instagram can be a platform to promote tourism education at Saung Angklung Udjo. Therefore promotions through Instagram can help increase tourist visits at Saung Angklung Udjo.
Fenomena Wisata Minat Khusus Berbasis Pink Tourism: Studi Kasus Wullur , Sarah Geraldine; Suprapto , I Nyoman Arto; Pranatayana , Ida Bagus Gde
Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis Vol. 2 No. 9 (2023): Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22334/paris.v2i9.559

Abstract

Bali sebagai destinasi wisata dunia telah dikenal oleh berbagai kalangan tidak terkecuali bagi komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender). Meski dikenal dengan pariwisata dengan pariwisata budaya, fenomena pink tourism atau pariwisata LGBT muncul dan hidup bersama dengan masyarakat Desa Adat Seminyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kemunculan fenomena pink tourism di Mixwell Bar di Seminyak, serta melihat persepsi Pemerintah Daerah dan masyarakat Desa Adat Seminyak menanggapi fenomena tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif secara deskriptif dengan teknik snowball sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa fenomena pink tourism muncul sebab adanya kebutuhan bagi wisatawan LGBT untuk dapat berwisata tanpa menerima diskriminasi oleh lingkungan sekitar. Seminyak sebagai sebuah kawasan wisata yang sangat berkembang, memiliki sebuah tempat yang dikenal sebagai gay bar dan dipercayai mewadahi komunitas LGBT yang bernama Mixwell Bar. Hal ini yang mendorong wisatawan LGBT berbondong-bondong mendatangi Seminyak demi mendapatkan kebebasan yang mereka inginkan. Pemerintah Daerah menganggap bahwa aktivitas pink tourism tidak selaras dengan konsep pariwisata Bali berbasis budaya. Namun di satu sisi lainnya, masyarakat menilai wisatawan LGBT sebagai pendongkrak ekonomi melalui bidang pariwisata, tetapi tidak mengakui komunitas tersebut sebagai manusia yang benar. Berdasarkan penelitian ini, peneliti berharap informasi yang telah diperoleh dapat dipertimbangkan untuk kebijakan pariwisata Bali kedepannya. Bali as a global destination has been recognized by various of people including the LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) community. Despite of being known for its cultural tourism, the pink tourism phenomenon exists and lives together along with the locals of Seminyak village. This research aims to discover the existence of pink tourism at Mixwell Bar in Seminyak as well as the perception from the locals and the government toward the happening phenomenon. This qualitative-descriptive research used snowball sampling to determine the population. The result shows that the pink tourism phenomenon exists due to the motivation from LGBT community to aim freedom of travelling without any discriminations toward them. Seminyak as a developing tourist area, has a gay bar that is considered as a safe place for the LGBT community, and is called Mixwell Bar. This motivates the LGBT community to visit Seminyak in order to get the freedom they need. The government confirmed that pink tourism is not in line with the cultural tourism in Bali. However, the locals see the LGBT tourists as economic stimulus through tourism industry, but do not acknowledge them to have a legal behavior. The researchers hope that the information provided could be a consideration for Bali tourism policy in the future.