Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Paparan Gas Anestesi Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Tenaga Medis Di Ruang Operasi Rumah Sakit TNI Dr. R. Soeharsono Banjarmasin: Pendekatan Kualitatif Lestari, Puji Ayu Asri Sri; Endang Suprihati Ningsih
Jurnal Kesehatan Mahardika Vol. 12 No. 2 (2025): Jurnal Kesehatan Mahardika
Publisher : LPPM ITEKES Mahardika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54867/jkm.v12i2.269

Abstract

Waste anesthetic gas (WAG) exposure in surgical settings presents occupational health risks to medical personnel, potentially affecting the nervous, respiratory, and reproductive systems. Although safety protocols are available, implementation is often suboptimal, particularly in resource-limited facilities. Objective: This study aimed to explore the health impacts of anesthetic gas exposure on operating room staff at Dr. R. Soeharsono Military Hospital, Banjarmasin, by gaining an in-depth understanding of their perspectives, experiences, and perceived challenges. Methods: A phenomenological qualitative design was employed, with in-depth semi-structured interviews conducted with ten purposively selected operating room staff, including anesthesiologists, nurses, and technicians. Thematic analysis was used to identify patterns and key insights from participant narratives. Participants reported symptoms such as headaches, fatigue, nausea, and decreased concentration, which they associated with prolonged anesthetic gas exposure. While awareness of the risks was generally present, many cited limited ventilation, inadequate scavenging systems, and the absence of routine air quality monitoring. Institutional training and occupational health measures were also perceived as insufficient. Anesthetic gas exposure remains a significant occupational hazard in the surgical unit. Addressing this issue requires improving safety infrastructure, ensuring functional ventilation and scavenging systems, implementing regular air quality assessments, and providing ongoing training to protect the health of medical personnel.
Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Pegawai Dinas Kesehatan: The Relationship Between Body Mass Index (BMI) and the Physical Fitness Level of Health Service Employees Robby, Muhammad; Lestari, Puji Ayu Asri Sri; Oldyanoor, Muhammad
Journal of Intan Nursing Vol. 4 No. 2 (2025): Journal of Intan Nursing (IN PRESS)
Publisher : STIKES Intan Martapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54004/join.v4i2.374

Abstract

Pendahuluan: Kebugaran jasmani merupakan indikator penting dalam mendukung kesehatan dan produktivitas pegawai, khususnya di lingkungan instansi kesehatan. Status gizi yang diukur melalui Indeks Massa Tubuh (IMT) berperan sebagai salah satu faktor yang dapat memengaruhi tingkat kebugaran jasmani. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi IMT, tingkat kebugaran jasmani, serta menganalisis hubungan keduanya pada pegawai Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 102 pegawai yang dipilih dengan teknik total sampling. IMT diukur berdasarkan berat badan dan tinggi badan, sedangkan kebugaran jasmani diukur menggunakan Rockport Walking Test (VO₂Max). Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji korelasi Spearman. Hasil: Mayoritas pegawai memiliki IMT kategori kurang (52,9%) dan tingkat kebugaran jasmani kategori normal (46,1%). Hasil uji Spearman menunjukkan adanya hubungan signifikan antara IMT dan kebugaran jasmani (p = 0,010) dengan arah korelasi negatif lemah (r = -0,254). Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara IMT dengan tingkat kebugaran jasmani pegawai, di mana semakin tinggi IMT, maka kebugaran jasmani cenderung menurun. Dinas Kesehatan disarankan untuk mengembangkan program promosi kesehatan kerja melalui edukasi gizi, aktivitas fisik rutin, dan pemeriksaan kesehatan berkala.