A movie interprets and constructs societal realities, often embedding significant insights and issues. In comedy, humor is central to entertaining and attracting audiences, sometimes derived from tragedy. Tragedy and humor, as two sides of the same coin, can provide significant insight and issues, leading to critical reflections. The horror-comedy film Agak Laen demonstrates this discourse by portraying the struggles of the main characters as representing the difficulties of the lower class in the form of humor. This research investigates the construction of tragedy as humor and its moral messages using Norman Fairclough's critical discourse analysis, focusing on language, power, and societal representation. The study identifies 15 scenes that frame tragedy as humor dominated by power, aiming to make subtle critiques of unresolved social structures and capitalist interests. It also highlights the importance of appropriate framing and boundaries by filmmakers to prevent ambiguity or misunderstanding. The findings emphasize that interpreting societal realities as humor requires careful construction to positively impact society. Sebuah film diproduksi dengan memaknai dan mengkonstruksikan realitas yang terjadi dalam masyarakat. Dalam genre komedi, film memiliki humor sebagai konten utama untuk menghibur, mencari dan menarik perhatian. Humor dapat berasal dari terjadinya tragedi. Tragedi dan humor diibaratkan sebagai dua sisi diatas koin yang mampu memberikan wawasan dan isu-isu yang signifikan. Pengemasan tragedi sebagai humor dapat ditemukan pada film horror-komedi Agak Laen yang menggabungkan tragedi para tokoh utama dengan merepresentasikan kesulitan masyarakat kelas bawah dalam bentuk humor. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan proses konstruksi tragedi sebagai humor dan pesan-pesan moral yang terkandung didalamnya. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kritis Norman Fairclough yang berfokus pada bahasa dengan mengkaji proses kekuasaan dan berbagai tindakan representasi yang ada dalam masyarakat. Dalam penelitian ini, penulis menemukan 15 adegan yang merepresentasikan bentuk tragedi sebagai humor yang didominasi kekuasaan bertujuan memberikan kritikan halus terhadap sistem sosial dan kepentingan kapitalis. Penulis juga menemukan pentingnya bagi para sineas untuk membuat pembingkaian yang tepat dan batasan-batasan agar pemaknaan tidak rancu atau menimbulkan kesalahpahaman dalam masyarakat. Dapat disimpulkan, konstruksi tragedi sebagai humor dalam film Agak Laen dimaknai dari realitas masyarakat sehingga memerlukan riset yang mendalam dan konstruksi yang tepat untuk membawa dampak yang positif bagi masyarakat.