., Prof. Dr. I Wayan Santyasa, M.Si.
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Pemahaman Konsep IPA dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Negeri 4 Bebandem. ., NI MADE AYU RATNA PARWATHI; ., PROF. DR. I WAYAN SANTYASA, M.Si.; ., DR. I WAYAN SUKRA WARPALA, S.PD.,M.Sc
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.545 KB) | DOI: 10.23887/jtpi.v9i1.2276

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perbedaan pemahaman konsep (PK) IPA dan keterampilan berpikir kritis (KBK) siswa antara yang belajar dengan model pembelajaran berbasis masalah (MPBM) dengan yang belajar dengan model pembelajaran konvensional (MPK). Penelitian eksperimen semu ini melibatkan 5 kelas siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bebandem Karangasem Tahun Pelajaran 2015/2016 sebagai populasi. Dua sampel ditentukan dengan teknik acak kelas, yaitu kelas VIIA menggunakan model PBM dan Kelas VIID dengan Model PK. Data PK IPA dan KBK dikumpulkan dengan tes. Data dianalisis secara deskriptif dan MANCOVA satu jalan dengan PK dan KBK awal berperan sebagai kovariabel. Setelah perlakuan dikontrol dengan PK dan KBK awal, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan PK IPA dan KBK siswa antara yang belajar dengan MPBMdanMPK.Baik PK IPA maupun KBK siswa yang belajar dengan MPBM lebih baik dibandingkan dengan yang belajar dengan MPK. Kata Kunci : pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL), pemahaman konsep IPA, keterampilan berpikir kritis. This study aims to describe the differences of conceptual understanding (CU) in science and students’ critical thinking skills (CTS) between them learned in problem-based learning model (PBLM) and conventional learning model (CLM). Thisquasi-experimental in volved 5 classes student of the 7 grade of students in SMP Negeri 4 Bebandem Karangasem in the year 2015/2016 asa population. Two classes as samples were determined by group random sampling technique, namely class VIIa used PBL and Class VIID utilized conventional learning models (CL). The data of CU inscience and CTS of students were collected by tests. Data were analyzed descriptive and one way of MANCOVA with prior of CU as well as CTS a cts as covariates. After the treatment was controlled by prior of CU and CBC, there were significant differences in CU and CTS of students between them learned in the PBLM and CLM. Neither CU in scine and students’ CTS who learned in the PBLM were better than CLM.keyword : problem-based learning ( PBL), undertanding of science concepts, critical thinking skill.
PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMP ., I KETUT HARIAWAN; ., PROF. DR. I WAYAN SANTYASA, M.Si.; ., Dr. KETUT AGUSTINI, S.Si, M.Si.
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia Vol 7, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.23 KB) | DOI: 10.23887/jtpi.v7i1.1914

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan: 1) hasil belajar dan sikap ilmiah antara siswa yang belajar dengan Model Discovery Learning dengan siswa yang belajar dengan Model Pembelajaran Langsung, 2) hasil belajar antara siswa yang belajar dengan Model Discovery Learning dengan siswa yang belajar dengan Model Pembelajaran Langsung, 3) sikap ilmiah antara siswa yang belajar dengan Model Discovery Learning dengan siswa yang belajar dengan Model Pembelajaran Langsung. Eksperimen semu ini dilakukan dengan pretest-posttest only control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Manggis tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 10 kelas dengan jumlah siswa 303 orang. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik simple random sampling. Sampel yang terpilih adalah Kelas VIII A sebagai kelompok eksperimen dengan perlakuan Model Discovery Learning, dan Kelas VIII B sebagai kelompok kontrol perlakuan Model Pembelajaran Langsung. Data hasil belajar siswa dikumpulkan dengan tes hasil belajar yang telah divalidasi, sedangkan data sikap ilmiah siswa dikumpulkan dengan kuisioner sikap ilmiah siswa yang sudah divalidasi. Data hasil belajar awal dan sikap ilmiah awal dikumpulkan sebelum eksperimen, dan data hasil belajar dan sikap ilmiah dikumpulkan pada akhir perlakuan. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan Uji MANCOVA yang dilanjutkan dengan Uji LSD. Uji signifikansi dilakukan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan: 1) hasil belajar dan sikap ilmiah siswa yang belajar dengan Model Discovery Learning lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar dan sikap ilmiah siswa yang belajar dengan Model Pembelajaran Langsung, 2) hasil belajar siswa yang belajar dengan Model Discovery Learning lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang belajar dengan Model Pembelajaran Langsung, dan 3) sikap ilmiah siswa yang belajar dengan Model Discovery Learning lebih baik dibandingkan dengan sikap ilmiah siswa yang belajar dengan Model Pembelajaran Langsung. Kata Kunci : Model Discovery Learning, Hasil Belajar, Sikap Ilmiah The aim of the research was to describe and analysis the difference of: 1) students’ achievement and their scientific attitude between whom learned by Discovery Learning Model with student who learned by DI Learning Model, 2) learning achievement between student who learned by Discovery Learning Model with student who learned by DI Learning Model, 3) scientific attitude between student who learned by Discovery Learning Model with student who learned by DI Learning Model. This quasi experiment was conduvted by pretest-post test only control design. Population of this research was 10 classes of 8th grade student of SMP Negeri 1 Manggis in the years 2015/2016 which consisted of 303 person. Sample of the research determined by simple random sampling technique towards already matched class. The sample that has been choosen was VIII A class as experiment group which was learned using Discovery Learning Model, and VIII B class as control group which was learned using DI Learning Model. Dependent variable that is analyzed is student’s learning achievement and scientific attitude. Student’s learning achievement data took by student’s learning achievement test that already been validated, meanwhile student’s scientific attitude data took by student’s scientific attitude questionaire that already been validated. The data of prior achivement and prior students’ attitude were collected befor intervention and the data of students’ achievement and their scientific attitude were coleccted after treatment. All of the data were analysed descriptively and MANCOVA test and continued by LSD test. To test the research hyphothesis, the 5% of significance different was used. The research findings show that: 1) student’s learning achievement and student’s scientific attitude that learned by Discovery Learning Model was better than student’s learning achievement and student’s scientific attitude that learned by DI Learning Model, 2) student’s learning achievement that learned by Discovery Learning Model was better than student’s learning achievement that learned by DI Learning Model, and 3) student’s scientific attitude that learned by Discovery Learning Model was better than student’s scientific attitude that learned by DI Learning Model. keyword : Discovery learning model, students’ achievement, students’ scientific attitude.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RENDANG ., NI MADE RUMITHI; ., PROF. DR. I WAYAN SANTYASA, M.Si.; ., DR. I WAYAN SUKRA WARPALA, S.PD.,M.Sc
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.789 KB) | DOI: 10.23887/jtpi.v7i2.1994

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar biologi. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen menggunakan desain non equivalence pretest-posttest control group designe. Variabel bebas dalam penelitian ini model pembelajaran, yang dipilah menjadi dua level, yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran konvensional. Motivasi berprestasi sebagai variabel moderator, juga dipilah menjadi dua level, yaitu motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah. Sebagai variabel terikat dalam penelitian ini berupa prestasi belajar biologi. Kuisioner motivasi berprestasi digunakan untuk mengukur tingkat motivasi berprestasi siswa, sedangkan tes prestasi belajar biologi digunakan untuk mengukur prestasi belajar biologi siswa. Data dianalisis dengan menggunakan analisis kovarians (ANACOVA) faktorial 2×2 dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Prestasi belajar biologi siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing berbeda secara signifikan dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Model inkuiri terbimbing lebih unggul dibandingkan dengan model konvensional. (2) Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar biologi pada siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dengan prestasi belajar biologi siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah. Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi lebih unggul dibandingkan dengan siswa motivasi berprestasi rendah. (3) Terdapat pengaruh interaktif yang signifikan antara model pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa. Interaksi baik model inkuiri terbimbing maupun model konvensional berinteraksi kuat dengan motivasi berprestasi tinggi terhadap pencapaian prestasi belajar . I.PENDAHULUAN Memasuki abad ke 21 Sistem Pendidikan Nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu bersaing di era global. Salah satu harapan besar bagi negeri ini agar bisa bangkit dari keterpurukan kualitas pendidik dalam semua aspek dan jenjang pendidikan adalah Lembaga pendidikan. Kualitas pendidikan tersebut sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan terampil agar bisa bersaing secara terbuka di era global. Dalam era informasi dan globalisasi saat ini persaingan untuk memperoleh kesempatan terbaik dalam berbagai hal, tidak hanya terjadi secara lokal maupun nasional, melainkan juga dalam sekala yang lebih luas dan terbuka hingga menembus batas teritorial negara. Persaingan tersebut sudah tentu berbasis pada SDM yang baik. Dengan demikian upaya untuk meningkatkan mutu SDM Indonesia agar memiliki kemampuan untuk memenangkan berbagai persaingan perlu terus ditumbuh kembangkan. SDM yang diperkirakan mampu memenuhi tantangan di atas yakni mereka yang antara lain memiliki kemampuan berpikir secara kritis, logis, sistematis, dan kreatif sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan secara mandiri dengan penuh rasa percaya diri. Pembelajaran sains atau IPA pada jenjang pendidikan menengah dalam kaitannya dengan penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bertujuan agar siswa menguasai kompetensi sains (IPA). Kompetensi merupakan pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai dasar yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu. Sains (IPA) sebagai ilmu memiliki dua demensi yaitu sains sebagai produk dan sains sebagai proses. Tujuan pembelajaran IPA atau sains di sekolah (SMA) adalah untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri sesuai dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 melalui proses inkuiri ilmiah (BSNP, 2006). Biologi merupakan salah satu cabang ilmu sains mengkaji segala sesuatu tentang makhluk hidup.Kegiatan pembelajaran biologi selain sebagai suatu proses penemuan, diharapkan juga dapat mengubah tingkah laku, baik tingkah laku yang berkenaan dengan aspek afektif, kognitif, dan psikomotor (Trianto, 2011: 135). Dalam praktik pelaksanaan pembelajaran biologi pada tingkat SMA, masih banyak adanya kendala-kendala. Motivasi belajar dan prestasi belajar masih dibawah standar. Sebagian besar siswa cenderung beranggapan bahwa belajar biologi semata-mata hanya merupakan hapalan dan tidak bermakna sehingga siswa tidak termotivasi dalam belajar (Trisna Dewi, 2015: 2). Hasil observasi empirik di lapangan mengidentifikasikan pembelajaran Biologi melalui penemuan konsep kurang melibatkan peran aktif siswa, karena proses pembelajaran Biologi kurang memberdayakan siswa. Pelaksanaan pembelajaran masih cenderung bersifat konvensional yang didominasi dengan metode ceramah dan tanya jawab. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional sebagai satu-satunya model pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Biologi. Model yang biasa digunakan adalah metode ceramah, sehingga mengalami kesulitan dalam proses pengorganisasian terhadap pemecahan permasalahan yang ada dan sebagian besar siswa belajar hanya dengan hafalan yang berakibat belajar kurang bermakna dan hasil belajar Biologi yang rendah (dibawah batas KKM mata pelajaran Biologi). Oleh karena itu pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan IPA. Untuk meningkatkan proses pembelajaran guru seyognya berwawasan luas, mempunyai kreatifitas tinggi, ketrampilan metodelogi yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, mau melakukan inovasi pembelajaran, mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik guru seyognya terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh guru dalam pembelajaran adalah mendesain pembelajaran yang kreatif, inovatif, bermakna dan menyenangkan. Pembelajaran Biologi merupakan suatu proses penemuan dan menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung dengan mengembangkan keterampilan proses sains. Berpijak pada kenyataan tersebut, perlu dicari alternatif pembelajaran Biologi berbasis keterampilan proses sains. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains, yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sehingga pembelajaran lebih berpusat pada siswa (student centered learning). Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran Biologi sangat efektif untuk mengkonstruksi pengetahuan siswa melalui kegiatan penemuan. Keaktifan siswa untuk belajar ini mengakibatkan siswa mendapatkan pemahaman yang lebih baik akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan penelitian Rahmatsyah dan Simamora (2011) yang menyimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara pengguasaan ketrampilan proses sains melalui pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal adalah model pembelajaran yang digunakan, sedangkan salah satu internal yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran adalah motivasi berprestasi dalam diri siswa. Adanya motivasi berprestasi memberikan dorongan pada diri siswa untuk mencapai sukses dan menghindari kegagalan yang menimbulkan kecenderungan perilaku dengan berpedoman pada standar keunggulan yang telah ditetapkan (Nasir, et al., 2015). Pembelajaran yang berpusat pada siswa salah satu cirinya adalah pembelajaran yang dirancang guru dengan menciptakan situasi pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa, sehingga siswa memperoleh banyak pengalaman dari hasil temuannya sendiri maka dapat berakibat ingatan siswa mengenai apa yang dipelajarinya akan bertahan lebih lama dan pengetahuan akan lebih luas, di samping itu juga menumbuhkan sifat kreatif pada diri siswa. Prestasi belajar dapat dipandang sebagai suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat diukur dan hasil pengukurannya berupa skor atau angka yang merupakan gambaran dari hasil proses pembelajaran. Seseorang dikatakan belajar apabila dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang menyebabkan suatu perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penelitian sebelumnya yang telah membuktikan keefektifan inkuiri terbimbing dalam pembelajaran Biologi dilaporkan oleh Surkirmarwati et al (2013), bahwa inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kreativitas dan motivasi berprestasi siswa. Susanti (2014) melaporkan bahwa inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar biologi, dan Suardiantini (2014) menyatakan inkuiri terbimbing dapat meningkatkan minat belajar biologi siswa. Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan dalam latar belakang, maka peneliti mengajukan beberapa permasalahan yang menyangkut bagaimanapengauh penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Rendang. Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut. 1) Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar biologi antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional? 2) Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar biologi antara siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dengan siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah? 3) Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar biologi sebagai akibat pengaruh interaktif antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar biologi siswa? Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1) Mendeskrifsikan perbedaan prestasi belajar biologi antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. 2) Mendeskrifsikan perbedaan prestasi belajar biologi antara siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dengan siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah. 3) Mendeskrifsikan perbedaan prestasi belajar sebagai akibat dari pengaruh interaktif antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar biologi. Penelitian ini mempunyai manfaat secara teoretis untuk mengkaji model pembelajaran inkuiri terbimbing dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa, sehingga diharapkan hasil penelitian ini memperkaya kasanah pengetahuan di bidang pembelajaran. Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam hal prestasi belajar, khususnya mata pelajaran biologi di SMA Negeri 1 Rendang. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran bagi guru-guru bilogi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains. Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan pengeatahuan secara bermakna sehingga dapat dijadikan bekal dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. II. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan adalah non-equivaence pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah 8 kelas X SMA Negeri 1 Rendang Tahun Pelajaran 2015/2016, pada masing-masing kelas terdapat 30 orang siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik random sederhana, untuk memilih 4 kelas sampel. Empat kelas yang terpilih sebagai sampel dirandom kembali untuk menetapkan dua kelas sebagai kelompok eksperimen yaitu kelas XC dan XG, dua kelas sebgai kelompok kontrol yaitu kelas XF dan XG. Di awal penelitian sampel penelitian diberikan pretest secara keseluruhan setelah itu baru diberkan perlakuan bagi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, selanjutnya baru diadakan posttest untuk mengukur prestasi belajar biologi siswa. Penelitian ini menyelidiki pengaruh dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan satu variabel moderator. Variabel bebas dalam peneltian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran konvensional. Sebagai variabel moderator adalah motivasi berprestasi, yang dipilah menjadi dua level yaitu motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah.Variabel terikat yang diteliti dalam penelitian ini adalah prestasi belajar biologi siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan rincian kegiatan pada setiap tahap sebgai berikut. 1) Orientasi dan observasi terhadap rancangan danpelaksanaan belajar mengajar dikelas. 2) Menyusun instrumen berupa tes prestasi belajar. 3) Melakukan uji coba instrumen yang meliputi uji daya beda butir, tingkat kesukaran butir, dan reliabilitas tes. 4) Menyusun perangkat pembelajaran ( menyusun RPP dengan model inkuiri terbimbing dilengkapi dengan LKS dan model pembelajaran konvensional). 5) Implementasi perangkata pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing dan model pembelajaran konvensional pada masing-masing kelompok kelas sampel yang terpilih dalam penelitian ini. 6) Evaluasi terhadap prestasi belajar biologi baik untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini, perlakuan diberikan oleh peneliti sendiri (guru bidang studi biologi) yang memiliki kualifikasi pendidikan sarjana S1 biologi. Perlakuan antara kelompok esperimen dan kelompok kontrol sama, kecuali model pembelajaran yang digunakan berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada akhir penelitian kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan tes akhir (posttest) yang sama, yaitu tes pilihan ganda diperluas untuk mengukur prestasi belajar biologi siswa. Instrumen penelitian berupa tes motivasi berprestasi dan tes prestasi belajar dikembangkan oleh peneliti. Sebelum instrumen ini digunakan maka dilakukan uji instrumen untuk mengetahui kualitas dari instrumen tersebut. uji instrumen yang dilakukan antara lain: uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Pada penelitian ini diajukan tiga hipotesis yang diklasifikasikan menjadi hipotesis pengaruh utama meurut model pembelajaran dan hipotesis pengaruh interaktif antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi. Pengujian hipotesis dijabarkan menjadi pengujian hipotesis nol (H0) melawan hipotesis alternative (H1). Untuk pengujian hipotesis digunakan uji F melalui ANACOVA dua jalur. Kriteria pengujian adalah jika Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak berarti signifikan. III.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Nilai rata-rata awal dari prestasi belajar siswa yang belajar dengan model inkuiri terbimbing adalah M = 68,150 dengan SD = 8,341, sedangkan siswa yang belajar dengan model konvensional M = 63, 800 dengan SD = 9,533 Nilai rata-rata prestasi belajar akhir eksperimen untuk kelompok inkuiri terbimbing adalah M = 69,400 dengan SD = 8,682, sedangkan siswa yang belajar dengan model konvensional M = 65,750 dengan SD = 9,391. Data motivasi berprestasi siswa untuk kelompok model inkuiri terbimbing adalah M = 67,77 dengan standar deviasi = 3,926, sedangkan untuk kelompok model konvensional M 66,05 dengan SD = 5,03. Uji asumsi yang harus dipenuhi dalam ANACOVA adalah data terdistribusi normal, varian dalam kelompok homogen, dan bemtuk regresi linier. Bertitik tolak dari kriteria pengujian hipotesis yang telah diuraikan diatas, diperoleh hasil uji hipotesis secra keseluruhan dengan menggunakan analisis kovarian faktorial 2×2 seperti yang disajikan pada Tabel 3.2 Tabel 3.2 Rangkuman Hasil Analisis Kovarian ( ANACOVA) faktorial 2× 2 Source Type III Sum of Square Df Mean Square F Sig Corrected Model 6436,895a 4 1609,224 432,734 0,000 Intercept 21,258 1 21,258 5,716 0,019 Z 1673,195 1 1673,195 449,936 0,000 A 40,032 1 40,032 10,765 0,002 B 40,222 1 40,222 10,816 0,002 A * B 17,091 1 17,091 4,596 0,035 Error 278 75 3,719 Total 370676,000 80 Corected Total 6715,800 79 Berdasarkan Tabel 3.2 tampak bahwa nilai tes prestasi belajar awal (pretest) adalah Zhitung = 449,36 dengan p = 0,000 pada taraf signifikan 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel =3,96. Dengan demikian terdapat perbedaan secara signifikan prestasi belajar awal (pretest) siswa dengan prestasi belajar akhir (posttest) siswa. Nilai F(A) hitung = 10,765 dengan p = 0.02 dan Ftabel = 3,96 pada taraf signifikansi 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel. Oleh karena itu H0 ditolak dan H1 diterima. dengan demikian perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan model pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini mengindikasikan terdapat perbedaan secara signifikan prestasi belajar biologi siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh memperlihatkan bahwa nilai rata-rata prestasi belajar biologi siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah M = 69,40 dengan SD 8,682 sedangkan nilai rata-rata prestasi belajar biologi siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional adalah M = 65,75, dengan SD = 9,391 Dengan demikian prestasi belajar biologi siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan prestasi belajar biologi yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran dengan model pembelajaran inquiri terbimbing, siswa diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen, diskusi, mengemukakan gagasan lama atau baru untuk membangun pengetahuan-pengetahuan dalam pikirannya. Siswa belajar diawali melalui pertanyaan-pertanyaan atau hipotesa-hipotesa yang diberikan guru dan untuk menjawab pertanyaan/permasalahan atau juga hipotesa siswa merancang percobaan dan melakukan percobaan dan dari percobaan siswa mendapatkan atau menemukan pengetahuan untuk menguji pengetahuannya, guru memberi petunjuk tentang sumber-sumber belajar atau kajian pustaka dan siswa melakukan analisis sumber-sumber belajar atau kajian pustaka serta menghubungkannya dengan hasil percobaannya tersebut, dan melalui membaca atau melalui kajian pustaka dengan penalarannya siswa menyusun struktur kognitifnya untuk membentuk pengetahuan yang baru. Jadi intinya siswa sendiri menemukan konsepnya sendiri melalui proses bimbingan oleh guru, sehingga konsep yang ditemukan diberikan penguatan sehingga akan tersimpan dalam memori jangka panjang siswa (Trisna Dewi, 2015) Pada model pembelajaran konvensional pemebelajaran lebih berpusat pada guru, dimana guru memegang peranan penting dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif, kurang kreatif, dan tidak mampu mengembangkan ide-ide atau gagasan yang dimilikinya (Rarici, 2013). Berdasarkan Tabel 3.2 Tampak bahwa nilai F(B) hitung = 10,8176 dengan p = 0,02 dan Ftabel = 3,96 pada taraf signifikansi 0,05. Hasil ini menunjukkan Fhitung =10,8176 > Ftabel=3,96, dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima berarti terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar biologi pada siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi dengan prestasi belajar biologi pada siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah. dapat dilihat dari nilai rata-rata prestasi belajar biologi yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah M = 74,98 dengan SD 4,2205, sedangkan nilai rata-rata prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah adalah 60,175 dengan SD = 5,663 Dengan demikian motivasi berprestasi berpengaruh terhadap prestasi belajar biologi siswa temuan ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukimarwati, et al (2013) yang menyatakan motivasi berprestasi memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan hasil analisis kovarian faktorial 2×2 didapat F AB hitung = 4,596 dan F AB tabel = 3,96. Karena F AB hitung > F AB tabel berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti ada interaksi yang signifikan antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi dalam pencapaian prestasi belajar. Berdasarkan hasil statistik rerata dengan dengan bantuan SPSS 17,0 Windows untuk prestasi belajar biologi diperoleh profil interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi, disajikan pada Gambar 3.1 Esensi dari pembelajaran inkuiri terbimbing adalah pertanyaan-pertanyaan tidak hanya membantu guru dalam menentukan apa ayang sudah diketahui siswa tetapi juga mendorong siswa lebih banyak belajar . Pertanyaan merupakan dasar bagi pembelajaran inkuiri terbimbing atau pembelajaran Kontruktivis (Carin,1997). Berkaitan dengan pertanyaan, Lawson (dalam Trisna Dewi, 2015) menyatakan bahwa agar guru-guru berhasil dalam pembelajaran mereka hendaknya menggunakan model inkuiri untuk membimbing siswa dan memberi arah dalam melakukan investigasi dan berfikir. Penelitian yang dilakukan oleh Marheni, et al (2014) dengan judul Studi komparasi model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran inkuiri bebas terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa pada pemebelajaran sains SMP. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri bebas. Penelitian yang dilakukan oleh Rizal (2014) dengan judul Pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing dengan multirepresentasi terhadap keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa SMP. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara keterampilan proses sains dan penguasaan konsep IPA siswa dalam pembelajaran inkuiri terbimbing dengan multirepresentasi. Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2014) dengan judul Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar sains biologi siswa kelas VIII SMPN 1 Ngawen. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. IV. PENUTUP Berdasarkan hasil pengujian hipotesis seperti yang telah diuraikan dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut. Pertama, terdapat perbedaan prestasi belajar bilogi siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa yang mengikuiti model pembelajaran konvensional dengan nilai FA = 10,765 dan taraf signifikansi p < 0,05. Model inkuiri terbimbing lebih unggul dibandingkan dengan model konvensional dalam pencapaian prestasi belajar. Kedua terdapat perbedan prestasi belajar biologi siswa antara sisw yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah yang mengikuti model pembelajaran konvensional dengan nilai FB = 10,816 dan taraf signifikansi p < 0,05. Dalam pencapaian prestasi belajar siswa dengan Motivasi berprestasi tinggi lebih unggul dibandingkan dengan siswa motivasi berprestasi rendah. Ketiga Terdapat pengaruh interkaif antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi dengan nilai F AB = 4,596 dan taraf signifinasi p < 0,05. Interaksi baik model inkuiri terbimbing maupun model konvensional berinteraksi kuat dengan motivasi berprestasi tinggi terhadap pencapaian prestasi belajar . Berdasarkan temuan-temuan dan simpulan dalam penelitian ini dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. 1) Model pembelajaran inkuiri terbimbing perlu diperkenalkan pada guru bidang studi sebagai model alternatif melalui kegiatan-kegiatan seminar, pelatihan-pelatihan maupun dalam pertemuan MGMP. 2) Kepada rekan-rekan guru khususnya yang mengajar bidan studi biologi, disarankan untuk mencoba mengimplementasikan model pembelajaran inkuiri terbimbing, karena berdasarkan hasil penelitian model pembelajaran ini telah terbukti mampu meningkatkan prestasi belajar biologi menjadi lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. 3) Sedangkan untuk siswa yang memilki motivasi berprestasi rendah, perlu diadakan pelatihan-pelatihan untuk dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa.. DARTAR PUSTAK Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). 2006. Standar isi dan standar kompetensi lulusan tingkat sekolah menengah atas dan madrasah aliyah (Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No 22 dan 23 Tahun 2006). Jakarta: PT Bina Tama Raya Marheni, N. P., Muderawan, I W., & Tika, I N. 2014. Studi komparasi model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran inkuiri bebas terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran sains SMP. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 4.Tersedia pada download. portalgaruda. org/article.php? Diakses 15 September 2015. Susanti. 2014. Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar sains biologi siswa kelas VIII SMPN 1 Ngawen. Skripsi. (tidak diterbitkan) Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tersedia pada digilib.uin.suka.ac.id/11051/ Diakses 15 September 2015. Suardiantini, N. P. N. 2014. Pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiri) divariasikan dengan media mind mapping terhadap minat belajar biologi siswa kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar tahun pelajaran 2013/2014. Sripsi. (tidak diterbitkan). Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Maha Saraswati Denpasar. Tersedia pada unmas-library.ac.id/ .../skripsi-url.pd... Diakses pada 15 September 2015. Sukimarwati, J., Sunarno, W., & Sugiyarto. 2013. Pembelajaran biologi dengan guided inquiry model menggunakan LKS terbimbing dan LKS bebas termodifikasi ditinjau dari kreativitasdan motivasi berprestasi siswa, Jurnal Inkuiri. 2(2): 154-162. Tersedia pada http:// jurna.fkip.uns.ac.id/ index.php/ sains. Diakses 15 September 2015. Simamora, A. H. 2012. Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Singaraja. Tesis (tidak diterbitkan). Universitas Pendidikan Ganesha Trisna Dewi, I. A. N. 2015. Komparasi model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation (GI) untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar biologi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Susut Bangli. Tesis (tidak diterbitkan). Program Pascasarjana UNDIKSHA. Kata Kunci : Kata Kunci: Model Pembelajaran, Motivasi Berprestasi, Prestasi Belajar Biologi The aim this research is to describe the influence of learning model and prestated motivation toward biologi learning prestation. This research is experiment research which use non equivalence pretest-posttest control group designe. Free variable in this research is learning model, is classified into two levels, those are consulting inquiry learning model which is treated to the experiment group and convensional learning model which is treated to the control group, how ever prestated motivation as moderator variable, is also classified in to two levels those are high prestated motivation and low prestitation. Quisioneer instreument of prestated motivation is used to measure the students prestated motivation level, but pretest of biologi learning is used to measure prestation of the students biologi learning. This analysis data by using covarians analysis (ANACOVA) factorial 2 ×2 and continued with Tukey examination. The result of the research showed that (1) commonly, the prestation of the student learning biologi who joined consulting inquiry learning model is defferent significantly with the students who joined convensional learning model, (Fobserved = 10,765; p < 0,05. The consulting inquiry model is better than convensional model, (2) the is differentiat significantly between the prestation of the students learning biologi who as high prestated motivation to the prestation of the student learning biologi who has low prestated motivation, with (Fobserved = 10,816; p < 0,05). The students who have high prestated motivation are better than the students who have low prestated motivation, (3) there is interactively influence significantly between learning model and prestated motivation toward the students prestated learning, (FAB observed = 4,596; p < 0,05. So that the interaction occurred between the students who have high prestated motivation by learning on consulting inquiry learning model are better than the student who learn on convensional model. and the interaction occurred between the students who have low prestated motivation by learning on consulting inquiry learning model are better than the student who learn on convensional model.keyword : Key word: Learning model, Prestated Motivation, Biologi Learning Prestation
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP SIKAP DEMOKRASI DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KUBU ., A.A.SRI MIRAH NOVAYANTI; ., PROF. DR. I WAYAN SANTYASA, M.Si.; ., DR. I KOMANG SUDARMA, S.Pd., M.Pd
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia Vol 7, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.548 KB) | DOI: 10.23887/jtpi.v7i3.2240

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran terhadap sikap demokrasi (SD) dan hasil belajar (HB) IPS siswa. Variabel model pembelajaran dibedakan atas dua dimensi, yaitu model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan model pembelajaran langsung (PL). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan nonequivalence pre-test-post-test control group design. Populasi penelitian adalah 8 kelas siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kubu Tahun Pelajaran 2016/2017, dengan jumlah siswa 255 orang. Sampel 2 kelas diambil menggunakan teknik group random sampling. Sampel yang terpilih adalah Kelas VIIIF sebagai kelompok eksperimen dan Kelas VIIIC sebagai kelompok kontrol. Data SD dikumpulkan dengan angket, dan data HB IPS dikumpulkan dengan tes. Data SD awal dan HB IPS awal dikumpulkan sebelum eksperimen, dan data SD dan HB IPS dikumpulkan pada akhir perlakuan. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan Uji MANCOVA pada taraf 5%. Setelah perlakuan dikontrol dengan SD awal dan HB awal, hasil penelitian menunjukkan al-hal sebagai berikut. (1) Terdapat perbedaan SD dan HHB IPS antara siswa yang belajar dengan model PBM dan yang belajar dengan model PL. SD dan HB IPS siswa yang belajar dengan model PBM lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan model PL. (2) Terdapat perbedaan SD antara siswa yang belajar dengan model PBM dan yang belajar dengan model PL. SD siswa yang belajar dengan model PBM lebih baik dibandingkan dengan yang belajar dengan model PL. (3) Tidak terdapat perbedaan HB IPS antara siswa yang belajar dengan model PBM dan yang belajar dengan model PL.Kata Kunci : model pembelajaran berbasis masalah, sikap demokrasi, dan hasil belajar IPS This study aimed at descriptif the effect of learning model to the democratic attitude (DA) and learning achievement (LA) in social science of the students. The variable of learning model was divided into two dimension, e.i problem-based learning (PBL) and direct learning (DL) models. This is a quasi-experiment research using nonequivalence pre-test-post-test control group design. The populations of the study were 8 classes of students in Grade VIII SMP Negeri 2 Kubu in the academic year of 2016/2017 with total 255 students. Two classes sample was taken by using group random sampling technique. The sample chosen was Class VIIIF as the experiment group and Class VIIIC as the control group. The data of DA were collected using questionnaire, and the data of LA in social science were collected using test. The data about prior DA and pre LA in social science were collected before treatment, but the data about the DA and LA were collected after experiment. The data were analyzed descriptively and MANCOVA with the significant level of 5%. After the treatment was controlled by prior DA and pre LA, the result of the study showed as follows. (1) There was a significance different of both DA and LA in social science between students learned in the PBL and them learned in the DL models. The DA and LA of students in the PBL model was better than DL model. (2) There was a significance different of DA between students learned in the PBL and the DL models. DA of students in the PBL model was better than them learned in DL model. (3) There was not a significance different of students’ LA bertween them learned in the PBL model and them learned in LA model. keyword : problem based learning model, democratic attitude, learning achievement in social science
Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dan Kemampuan Numerik Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Abang ., IDA AYU NYOMAN SRI WIJAYANTHI; ., PROF. DR. I WAYAN SANTYASA, M.Si.; ., Dr. KETUT AGUSTINI, S.Si, M.Si.
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.944 KB) | DOI: 10.23887/jtpi.v8i1.2248

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh pembelajaran kontekstual dan kemampuan numerik terhadap prestasi belajar matematika. Penelitian eksperimen semu ini menggunakan rancangan non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasinya adalah 5 kelas siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Abang Tahun Pelajaran 2016/2017. Sampel sebanyak 4 kelas diambil secara random, kemudian dirandom kembali untuk menentukan 2 kelas sebagai kelompok eksperiman dengan perlakuan pembelajaran kontekstual dan 2 kelas yang lain sebagai kelompok kontrol dengan perlakuakan pembelajaran konvensional. Data kemampuan numerik dan prestasi belajar matematika dikumpulkan dengan tes. Data penelitian dianalisis dengan uji statistik Anacova Dua Jalan. Setelah perlakuan dikontrol dengan kovariabel prestasi belajar matematika awal, hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut. (1) Terdapat perbedaan secara signifikan prestasi belajar matematika antara siswa yang belajar dengan pembelajaran kontekstual dan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional. Nilai prestasi belajar matematika siswa yang belajar dengan pembelajaran kontekstual lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional. (2) Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang memiliki kemampuan numerik tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan numerik rendah. Nilai prestasi belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan numerik tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan numerik rendah. (3) Terdapat pengaruh interaktif antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan numerik terhadap terhadap prestasi belajar matematika. Kata Kunci : pendekatan pembelajaran kontekstual,kemampuan numerik,prestasi belajar matematika This research aimed at describing the effect of contextual teaching learning (CTL) and numerical ability (NA) upon students’ achievment on mathematics. This quasi-experimental research used non-equivalent pretest-posttest control group designed. The population in this study were five clases of the eighth grade students of SMP Negeri 3 Abang in the academic year of 2016/2017. The selection of the samples for this study were based on random technique, four clases were selected as the samples, two clases as the experimental group with the CTL treatment and the others are the control group with conventional learning. The data of numerical ability and students’ achievment on mathematics were collected by test. The data obtained then were analyzed by using two ways Ancova. After treatment was controlled by pre-students’achievment on mathematics as a covariable,the results of this study were as followes. (1) There was a significant difference of students’ achievment bertween contextual (CTL) and conventional groups. Students who learned with CTL approach got higher achievment than them learned with conventional approach. (2) There was a significant difference of the students’ achievment between them with high numerical ability and them with low numerical ability. The students’achievment on mathematics of students who had high numerical ability was higher than them who had low numerical ability. (3) There was an interaction effect between learning approach (CTL approach and conventional approach) and numerical ability (high and low numerical ability) upon students’ achievement on mathematics.keyword : contextual teaching learning approach,numerical ability, students’ achievment on mathematics
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Motivasi Berpretasi Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Kubu ., NI KETUT SURIANI; ., PROF. DR. I WAYAN SANTYASA, M.Si.; ., DR. NI NYOMAN PARWATI, M.Pd
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia Vol 8, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.289 KB) | DOI: 10.23887/jtpi.v8i3.2254

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPA. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan menggunakan rancangan Anacova dua jalan. Populasi penelitian adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Kubu Tahun Pelajaran 2016/2017 sebanyak 286 orang. Teknik Group Random Sampling digunakan untuk menetapkan 4 kelas sebagai sampel, kemudian disampling kembali untuk menentukan 2 kelas sebagai kelompok eksperiman 2 kelas yang lain sebagai kelompok kontrol. Data motivasi berprestasi dikumpulkan dengan angket, sedangkan data hasil belajar IPA dikumpulkan dengan tes. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji statistik Anacova dua jalan Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Setelah perlakuan dikontrol dengan kovariabel hasil belajar awal terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Skor hasil belajar yang diperoleh oleh siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, (2) Setelah perlakuan dikontrol dengan kovariabel hasil belajar awal terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Hasil belajar siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah, (3) Setelah perlakuan dikontrol dengan kovariabel hasil belajar awal terdapat pengaruh interaktif antara model pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPA.Kata Kunci : model pembelajaran berbasis masalah, motivasi berprestasi, dan hasil belajar IPA This research aimed at describing the effect of problem based learning model and achievement motivation on the students’ achievement science. This is a quasi-experimental research with two way anacova designed. The population in this study were the IX grade of SMP Negeri 1 Kubu in the academic year of 2016/2017 consisting of 286 students. The selection of the samples for this study were based on group random sampling technique, four classes were selected as the samples, two classes as the experimental group and the others are the control group. The data of learning achievement motivation were collected by questionnaire while the data of students’ achievement in science were collected by achievement test. The data obtained then were analyzed by using Anacova statistic two way anacova. The results of this study were: (1) after treatment was controlled by prior achievement of students as covariable there was a significant difference of students’ achievement in scince between the students learn in the guided problem based learning model and conventional model.Students’ achievent which learned in the problem based learning model model was higher than them in conventional model, (2) after treatment was controlled by prior achievement of students as covariable there was a significant difference of the students’ achievement in science between students with high Achievement Motivation and the students with low achievement motivation. Students’ achievent which had high achievement motivation was higher than them low achievement motivation, (3) after treatment was controlled by prior achievement of students as covariable there was interaction effect between the learning model and the achievement motivation on the students’ achievement in science. keyword : problem based learning model, achievement motivation, and science achievement result students.
PENGARUH MEDIA GEOGEBRA TERHADAP MOTIVASI DAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMK NEGERI 1 SINGARAJA ., NI MADE PUSPITAWATI; ., PROF. DR. I WAYAN SANTYASA, M.Si.; ., Dr. KETUT AGUSTINI, S.Si, M.Si.
Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia Vol 8, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.433 KB) | DOI: 10.23887/jtpi.v8i3.2286

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi belajar dan kreativitas siswa setelah perlakuan dikontrol dengan kovariabel motivasi awal dan prakreativitas awal. Penelitian eksperimen semu menggunakan rancangan Pre-testPosttest Non-Equivalent Control Group Design. Media pembelajaran memiliki dua dimensi, yaitu media geogegra dan konvensional. Populasi penelitian adalah 10 kelas siswa kelasX SMK Negeri 1 pada Tahun Pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 410 siswa. Sampelnya adalah 2 kelas yaitu kelas X UPWA dan X UPWB dengan jumlah siswa sebanyak 84 orang, dipilih dengan teknik simple random sampling. Data motivasi belajar dan kreativitas dikumpulkan dengan kuisioner motivasi belajar dan kreativitas. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif dan uji MANCOVA yang dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD) untuk menguji komparasi pasangan skor rata-rata tiap kelompok perlakuan. Setelah perlakuan dikontrol dengan kovariabeel motivasi dan kreativitas awal, hasil penelitian menunjukkan temuan-temuan sebagai berikut. (1) Terdapat perbedaan yang signifikan motivasi belajar dan kreativitas antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media berbasiskan geogebra dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan media konvensional (F=141,405; p